Kamis 16 Jan 2025 21:52 WIB

Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo Kembali Mengemuka, Ini Kata Ketua PDIP

Megawati Soekarno Putri dan Prabowo Subianto dijadwalkan bertemu

Ketua DPP PDIP Said Abdullah komentari rencana Megawati Soekarno Putri dan Prabowo Subianto dijadwalkan bertemu
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua DPP PDIP Said Abdullah komentari rencana Megawati Soekarno Putri dan Prabowo Subianto dijadwalkan bertemu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Rencana pertemuan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarno Putri dengan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Presiden RI Prabowo Subianto kembali mengemuka.

Ketua PDIP Said Abdullah angkat bicara mengomentari rencana tersebut. Kepada media di Jakarta, Kamis (16/1/2025), dia menegaskan hubungan baik kedua tokoh jangan disimpulkan bahwa hal itu sebagai sinyal untuk membarter status hukum yang saat ini disangkakan kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Baca Juga

“Kita perlu jernih dan jangan membuat kesimpulan secara jumping. Ibu Mega memang memberi perhatian kepada terhadap hal dialami oleh Mas Hasto sebagai Sekjen DPP PDI Perjuangan. Penegasan itu beliau ungkapkan agar hukum tegak menjadi panglima,” kata dia di Jakarta.

Dia menukilkan pesan Ibu Mega agar meletakkan hukum dalam koridor hukum. Jadi jangan dimaknai pernyataan beliau sebagai bentuk barter dengan apa yang sekarang dialami Mas Hasto. Hal itu tidak ada kaitannya, dan bukan karakter Ibu Mega memperdagangkan hukum.

Said menyebut pernyataan Ibu Mega tersebut sebagai bentuk harapan kepada Presiden Prabowo sebagai pemimpin nasional, agar bisa menjadi pelopor pembangunan hukum, agar arah politik hukum memberikan sumbangsih bagi tumbuh berkembangnya perekonomian nasional. “Harapan ini tentu sesuai dengan harapan kita semua,” ujar dia.

Dia menyatakan, ungkapan makna bahwa Ibu Mega bersahabat baik dengan Presiden Prabowo karena faktanya memang tidak ada hal yang menyebabkan hubungan kedua beliau retak, dan memang telah bersahabat sejak lama.

Dia meminta masyarakat mendoakan kedua tokoh bangsa ini bisa segera bertemu secara fisik, meskipun dirinya yakin hubungan batin kedua beliau tetap erat. Pertemuan kedua beliau tentu baik bagi kehidupan politik nasional, setidaknya meredakan kegaduhan yang tidak proporsional, terutama dari kalangan pendegung.

“Doakan pertemuan kedua beliau bisa terlaksana setidaknya sebelum PDI Perjuangan melaksanakan Kongres,” ujar dia.

Dia menegaskan rencananya dalam Kongres PDI Perjuangan, DPP PDI Perjuangan akan mengundang Presiden Prabowo. Sebagai tamu kehormatan pada kongres nanti, tentu sudah sewajarnya didahului pertemuan Ibu Mega dengan Presiden Prabowo.

Said juga mengingatkan hubungan baik kedua tokoh juga mohon jangan diartikan dagang sapi politik, dimana PDI Perjuangan masuk ke dalam pemerintahan. Karakter kedua tokoh tersebut tidak demikian.

BACA JUGA: Identitas Tentara Pembunuh Sinwar Dibobol Peretas Palestina, Israel Kebingungan

Jika momentum pertemuan kedua beliau terlaksana, Said yakin Ibu Mega akan bicara tentang politik negara, bagaimana membaca jalan menuju cita-cita Indonesi Raya, bagaimana memperbaiki hukum dan mematuhui konstitusi, bicara tentang geo politik global, dan masalah masalah strategis negara seperti politik pangan dan energi.

“Perlu saya tegaskan juga bahwa tidak masuknya PDI Perjuangan kedalam pemerintahan juga tidak berarti kita maknai sebagai Partai oposisi,” ujar dia.

Said mengutip pesan Megawati, bahwa sistem politik Indonesia tidak mengenal oposisi atau koalisi. Jadi posisi PDI Perjuangan akan tetap berada diluar pemerintahan, dan akan menjadi sahabat yang konstruktif bagi pemerintahan Presiden Prabowo.

“Dan saya kira pilihan posisi seperti ini akan cenderung lebih bisa menjadi sahabat yang tulus. Persahabatan tanpa konsesi,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement