REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Muhammad Tonny Harjono menyampaikan pembangunan Satuan Radar (Satrad) Banjarbaru di Provinsi Kalimantan Selatan guna menjaga Ibu Kota Negara (IKN). Satrad itu diharapkan dapat memantau potensi ancaman terhadap IKN.
Hal itu disampaikan Tonny saat Ground Breaking pembangunan Satrad beberapa waktu lalu. Ground Breaking ditandai dengan peletakan batu pertama yang menjadi simbol dimulainya pembangunan site radar di Kota Banjarbaru.
Tonny menyebutkan TNI Angkatan Udara akan dilengkapi 25 radar baru. Dari jumlah tersebut, 13 radar akan ditempatkan di lokasi yang baru dan 12 radar lainnya akan menggantikan radar yang sudah ada.
“Keberadaan radar ini merupakan bagian dari modernisasi alutsista TNI Angkatan Udara. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Presiden dan pemerintah yang telah memberikan perhatian besar terhadap pertahanan, khususnya dalam modernisasi alutsista. Salah satunya adalah pengadaan 25 radar baru,” kata Tonny dalam keterangan pers pada Sabtu (11/1/2025).
Di Kota Banjarbaru, Tonny mengatakan pembangunan akan meliputi tiga area. Ring 1 dan Ring 2 mencakup site radar, pos jaga, perkantoran, dan fasilitas pendukung lainnya. Sedangkan Ring 3, yang berada di dekat Lanud Sjamsudin Noor, terdiri dari komplek perumahan yang mencakup satu rumah tipe 110, dua rumah tipe 70, dan 30 rumah tipe 54.
"Selain itu, akan dibangun mess untuk personel pengawak radar dan mess Kopasgat yang bertugas mengamankan site radar," ujar Tonny.
Tonny mengatakan radar yang akan digunakan di Satrad Banjarbaru buatan Thales Perancis. Radar ini memiliki jangkauan hingga 515 km.
"Radar berperan penting dalam mengamankan jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 2, perairan di selatan Kalimantan, serta wilayah IKN," ujar Tonny.
Tonny juga menambahkan jika pengadaan 25 radar baru selesai, seluruh wilayah Indonesia tidak akan ada blind spot.
"Sehingga setiap wilayah dapat terpantau oleh radar," ujar Tonny.