REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di dunia investasi saham, cerita soal untung besar sering kali menjadi bumbu penggugah selera. Tapi jangan salah, investasi saham bukan soal spekulasi asal tebak-tebakan, melainkan seni yang membutuhkan riset mendalam. Kalau salah langkah, bukannya dapat Mercy malah nyangkut di Bajaj. Lantas, bagaimana cara memilih saham yang benar-benar cuan?
Tulisan ini akan mengupas tuntas cara screening saham yang efektif, mulai dari memahami kualitas bisnis, melihat prospek perusahaan, hingga menilai valuasi yang masuk akal. Siap jadi investor yang lebih cerdas? Yuk, simak panduan ini sampai habis!
Kualitas Bisnis itu Segalanya
Seperti memilih pasangan hidup, saham juga perlu "dilihat dalam-dalam." Jangan cuma tertarik karena harga murah, karena murah belum tentu berkualitas. Hal pertama yang harus dicek adalah balance sheet perusahaan. Saham yang baik itu ibarat orang kaya yang tetap hemat, punya banyak cash dan utangnya minim. Kalau utang menumpuk, pastikan perusahaan ini bukan tipe yang susah bayar tagihan jangka pendeknya.
“Perusahaan dengan cash flow positif dan pertumbuhan laba konsisten adalah bintang yang perlu dicari,” kata analis saham senior. Cari yang net profit margin-nya di atas 5 persen dan ROE minimal 15 persen. Oh ya, jangan lupakan perusahaan yang rajin bagi-bagi dividen. Ini tanda bahwa mereka punya kas operasional sehat dan sayang sama pemegang sahamnya.
Masa Depan Cerah atau Sekadar Angan-Angan?
Setelah tahu fundamentalnya bagus, jangan langsung klik beli. Cek dulu prospek bisnis perusahaan. Perusahaan consumer goods, misalnya, harus bisa mempertahankan atau bahkan menambah pangsa pasarnya. Kalau produknya makin sering dilirik emak-emak di pasar, artinya bisnisnya sehat.
Selain itu, pastikan pertumbuhan laba berasal dari operasi inti, bukan jual-jual aset sementara. Kalau sumber labanya dari jual gedung, itu tanda bahaya, Bro! Laba yang sehat itu datang dari pertumbuhan organik, seperti peningkatan penjualan atau efisiensi produksi.
Manajemen yang Transparan itu Mahal Harganya
Saham bagus tak hanya soal angka, tapi juga siapa yang memimpin kapal. Pastikan perusahaan punya manajemen yang transparan alias tidak doyan drama hukum atau kasus PKPU. Perusahaan dengan good corporate governance akan memastikan uangmu tidak tenggelam tanpa kabar.
Selain itu, perhatikan rekam jejak manajemen. Apakah mereka pernah membawa perusahaan keluar dari masa sulit, atau justru terjebak dalam skandal yang bikin kepala pening? Ingat, memilih manajemen yang baik sama pentingnya seperti memilih saham itu sendiri.
Valuasi yang Masuk Akal
Nah, ini dia bagian yang sering bikin investor galau. Harga saham itu harus sesuai dengan nilai sebenarnya. Jangan hanya terpaku pada PER di bawah 10 atau PBV di bawah 1. Cek juga apakah harga sahamnya masih masuk dalam rata-rata industri atau berada di bawah standar deviasi historisnya.
Kalau harga saham sudah di area undervalued, ibarat Mercy dijual seharga Bajaj, ini saat yang tepat untuk masuk. Namun, pastikan fundamentalnya tetap kuat. Gunakan platform investasi untuk mempermudah melihat apakah saham tersebut benar-benar berada di zona murah.
Investasi Itu Seni, Bukan Sekadar Cuan-Cuanan
Dalam investasi saham, kesabaran dan riset adalah kuncinya. Mulailah dengan menganalisis kualitas perusahaan, mengevaluasi prospek bisnis, dan memastikan manajemennya transparan. Valuasi harus menjadi langkah terakhir setelah semua poin sebelumnya terpenuhi.
Dengan pendekatan ini, kamu nggak cuma jadi investor yang asal beli, tapi juga investor yang paham kapan waktu terbaik untuk masuk dan keluar. Ingat, di dunia saham, yang bikin cuan bukan yang cepat, tapi yang tepat. Jadi, sudah siap memilih saham Mercy dan meninggalkan Bajaj? Yuk, mulai investasi cerdas dari sekarang!
Penulis: Irwin Ananta Vidada, Dosen Program Studi Manajemen, Universitas BSI