REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Publikasi peta oleh otoritas Israel yang mengeklaim wilayah Palestina, Yordania, Lebanon, dan Suriah sebagai bagian dari Israel telah dikecam oleh mediator gencatan senjata Gaza, Qatar. Publikasi itu dinilai hanya akan menghalangi peluang perdamaian.
"Kami memperingatkan bahwa publikasi peta yang dituduhkan akan menghalangi peluang perdamaian di kawasan tersebut," kata Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah unggahan di X.
"Kami menekankan perlunya masyarakat internasional untuk melaksanakan tanggung jawab hukum dan moralnya untuk memaksa pendudukan Israel mematuhi resolusi legitimasi internasional."
Yordania juga mengutuk peta tersebut, yang dipublikasikan di media sosial resmi 'Israel bersejarah' yang meliputi wilayah negara-negara tetangga, pada Selasa.
"Tindakan yang menghasut dan klaim tak berdasar ini - yang dipromosikan oleh para ekstremis dalam pemerintahan Israel - melanggengkan kekerasan dan ketidakstabilan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Sufian Qudah.
Kecurigaan terhadap Israel untuk mencaplok wilayah tetangga sudah terdengar dari pejabat-pejabat Zionis. Sebelumnya, Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi dan para pemukim ilegal Yahudi memaksa masuk ke dalam Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur, wilayah Palestina yang diduduki Israel, pada Ahad (29/12).
Karhi bahkan mengomentari tindakannya itu di platform X dengan memuji aksi itu sebagai kemenangan di semua lini tentara Israel. Ia pun mengutip penggalan teks Midrash. "Di masa depan, gerbang-gerbang Yerusalem akan mencapai Damaskus (Suriah)."
View this post on Instagram
Kecaman Saudi