Selasa 07 Jan 2025 15:41 WIB

Menu Makan Gratis untuk Siswa PAUD dan SD Sama, Jubir Kepresidenan: Gizinya Beda

Pemerintah pusat akan terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan MBG.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Para siswa menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 05 Sukatani, Depok, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Pada hari pertama program makan bergizi gratis (MBG) tersebut para siswa terlihat antusias menikmati menu makanan. Total sebanyak 406 para siswa kelas 1 hingga kelas 6 menikmati paket menu makanan uang teridiri dari Nasi, Daging Ayam, Tempe, Sayur Buncis dan Buah Jeruk. Salah satu siswa kelas 5 Fatah Ar Rozak mengaku senang mendapatkan makan bergizi gratis dari program pemerintah tersebut. Menurutnya rasa makanannya enak dan untuk porsi makanannya cukup mengenyangkan.
Foto: Republika/Prayogi
Para siswa menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 05 Sukatani, Depok, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Pada hari pertama program makan bergizi gratis (MBG) tersebut para siswa terlihat antusias menikmati menu makanan. Total sebanyak 406 para siswa kelas 1 hingga kelas 6 menikmati paket menu makanan uang teridiri dari Nasi, Daging Ayam, Tempe, Sayur Buncis dan Buah Jeruk. Salah satu siswa kelas 5 Fatah Ar Rozak mengaku senang mendapatkan makan bergizi gratis dari program pemerintah tersebut. Menurutnya rasa makanannya enak dan untuk porsi makanannya cukup mengenyangkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara (Jubir) Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) RI Adita Irawati menyatakan, pemerintah pusat akan terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG). Evaluasi itu juga akan melibatkan Badan Gizi Nasional.

"Ya evaluasi tadi saya sudah sampaikan setiap hari dilakukan evaluasi. Badan Gizi Nasional langsung berkoordinasi dengan titik-titik SPPG yang ada di seluruh Indonesia," kata dia usai meninjau pelaksanaan MBG di sejumlah titik wilayah Ciracas, Jakarta, Selasa (7/1/2025).

Baca Juga

Berdasarkan pantauan Republika, setidaknya terdapat tiga lokasi peninjuan pada Selasa pagi. Tiga titik itu adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al Murzaqiyah, SDN Susukan 01 dan 02, Jakarta Timur. Namun, menu yang disediakan untuk anak-anak di tingkat PAUD dan SD tidak ada yang berbeda.

Adita mengatakan, perbedaan menu dari setiap lokasi bukan menjadi sebuah keharusan. Menurut dia, yang menjadi rujukan penyediaan menu adalah angka kecukupan gizi (AKG). Artinya, hal utama yang menjadi fokus adalah kandungan gizi dari menu sudah terpenuhi. Karena itu, menu sama untuk anak-anak PAUD dan SD bukan sebuah masalah.

"Jadi kalau tadi dilihat mungkin (menu) sama, tapi yang penting adalah kandungan gizinya itu disesuaikan dengan kalau untuk PAUD itu kira-kira sekitar 300-400 kilokalori sekali makan sementara, untuk usia SD tadi kalau kita lihat kelas 1 dan kelas 4 itu sekitar 500-600 kilokalori sekali makan," kata dia.

Ia menegaskan, meski menu yang disediakan sama, kandungan kalori dalam menu itu berbeda. Kandungan dalam menu itu juga telah disesuaikan dengan referensi yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Gizi Nasional.

"Kami tadi meninjau langsung ya, nasi di PAUD tadi memang mungkin hanya separuh dari apa yang diberikan untuk adik-adik yang di SD ini. Jadi mungkin lebih kepada ukuran atau volume tetapi kalau dari menu bisa saja sama," ujar Adita.

Adapun menu yang disediakan di tiga lokasi itu adalah nasi, tempe, telur orek, sayur wortel dan buncis, serta jeruk. Tidak ada susu dalam menu yang disediakan di tiga tempat itu.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement