REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Israel meningkatkan serangan brutalnya ke Jalur Gaza sejak Kamis pagi hingga Jumat ini. Tak ada yang aman dari serangan itu, termasuk di tempat-tempat yang sebelumnya ditetapkan militer Israel sebagai ‘zona kemanusiaan’.
Badan PBB untuk Anak-Anak (UNICEF) mengumumkan bahwa serangan udara Israel terhadap tenda pengungsi Palestina menewaskan lima anak dan melukai lainnya. Serangan itu terjadi di al-Mawasi, daerah pesisir dekat kota selatan Khan Younis.
Tiga anak laki-laki dan dua perempuan syahid akibat serangan itu. Semuanya berusia antara tujuh dan 13 tahun, kata UNICEF. “Anak-anak tidak punya tempat untuk dilindungi dari bom, kedinginan, penyakit, dan kelaparan,” kata badan PBB tersebut. “Ini harus dihentikan sekarang.”
Sementara Aljazirah melaporkan keluarga korban yang terbunuh dalam serangan semalam berada di luar kamar mayat Rumah Sakit Al-Aqsa dan menunggu pemakaman orang yang mereka cintai. Jet tempur Israel telah menghancurkan tiga rumah pemukiman di wilayah tengah, menewaskan lebih dari 25 warga Palestina dalam serangan serentak ini.
Aljazirah masih menerima laporan dari Gaza utara yang menunjukkan bahwa pasukan Israel terus melakukan operasi militer. Khususnya di sekitar Rumah Sakit Indonesia, pasukan Israel membakar habis dan menghancurkan semua infrastruktur utama di bagian utara Jalur Gaza.
Ini bagian dari operasi militer yang sedang berlangsung yang telah berlangsung selama lebih dari dua bulan. Saat ini, drone masih melayang di atas langit di wilayah pusat. Pada dini hari tadi, penembakan sporadis datang dari wilayah timur Deir el-Balah dan sekitarnya.
Sumber-sumber medis di daerah kantong yang terkepung itu kini mengatakan kepada Aljazirah bahwa jumlah korban jiwa akibat serangan Israel sejak fajar pada Kamis telah meningkat menjadi 90 orang.
Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan sebelumnya bahwa 71 warga sipil telah terbunuh dalam 24 jam sebelumnya. Sekitar 40 korban terjadi di Gaza utara, dan 50 di tengah dan selatan wilayah tersebut, menurut kantor berita WAFA.
Kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara telah menjadi “kota hantu” tanpa bangunan yang utuh, menurut laporan di surat kabar harian Israel, Maariv. Laporan tersebut mengatakan bahwa kamp tersebut sekarang hanya menjadi rumah bagi anjing-anjing liar dan setiap bangunan yang masih berdiri telah terkena peluru atau bahan peledak lainnya.
Hujan lebat yang melanda Gaza dalam beberapa hari terakhir telah mengubah debu bangunan yang dibom menjadi lumpur yang konsistensinya seperti pasir hisap.
The bodies of those who were brutally massacred in the recent Israeli airstrikes in central Gaza are now at Al-Aqsa Martyrs Hospital in Deir el-Balah. pic.twitter.com/YRJMZDL5GG
— Quds News Network (QudsNen) January 3, 2025
Tentara Israel yang berbicara kepada wartawan untuk berita tersebut menyatakan bahwa tingkat kehancuran telah memaksa pejuang Palestina untuk mundur. Namun, lembaga pemikir pertahanan yang berbasis di AS yang memantau perang tersebut, mengatakan bahwa kelompok bersenjata Palestina melancarkan serangan “multi-gelombang” terhadap pasukan Israel di Jabalia pada Senin yang jauh lebih besar daripada yang pernah terjadi dalam beberapa bulan terakhir di Gaza.
Agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza sejak Oktober 2023 sejauh ini telah mengakibatkan setidaknya 45.581 korban jiwa warga Palestina, dan lebih dari 108.438 lainnya terluka. Ribuan korban dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan, tidak dapat diakses oleh tim darurat dan pertahanan sipil akibat serangan Israel.
Serangan genosida Israel terus berlanjut meskipun ada seruan dari Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan gencatan senjata dan arahan dari Mahkamah Internasional yang mendesak diambilnya tindakan untuk mencegah genosida dan meringankan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.