REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Lima warga Gaza termasuk empat bayi telah meninggal karena kedinginan di tenda-tenda pengungsian dari serangan Israel. Yang terkini, seorang bayi berusia sebulan syahid akibat kedinginan di Deir Balah, Gaza Tengah pada Ahad dini hari.
Al-Batran, ayah dari bayi bernama Juma tersebut terekam mengungkapkan keputusasaannya. Rekaman tersebut menunjukkan jenazah Juma dalam pelukan ayahnya di dalam Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di bagian tengah Jalur Gaza. Ayah bayi tersebut mengatakan staf medis di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa kini berusaha menyelamatkan putranya yang lain.
“Tidak ada tenda atau tempat berlindung. Semoga Allah meminta pertanggungjawaban semua orang yang menyebabkan bencana ini. Ini Juma, apa salahnya mati kedinginan dan membeku?” ayah bayi itu bertanya.
Daerah tempat mereka mengungsi sangat dekat dengan laut dan sangat berangin. Tidak ada terpal atau tenda, dan ayah Juma tidak mampu memberikan kebutuhan pokok kepada anak-anaknya.
Al-Batran menuturkan bahwa keluarganya mengungsi dari Beit Lahiya ke Jalur Gaza tengah delapan bulan lalu. Mereka hanya punya beberapa selimut dan kayu. “Kami kesini untuk melarikan diri dari serangan Israel. dan di sini kami menghadapi kematian akibat kelaparan dan kedinginan,” ia menuturkan.
Seperti kebanyakan warga Gaza, ia tak punya apa-apa lagi untuk melindungi keluarganya. “Bayangkan seorang pria yang menyaksikan anak-anaknya meninggal setiap hari dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi,” ia melanjutkan. Ia mengungsi bersama delapan anggota keluarganya, sementara hanya memiliki empat lembar selimut.
The grieving father of 1-month-old Joma'a Batran speaks about the tragic death of his toddler as a result of extreme cold in their displacement tent in Gaza. pic.twitter.com/Y1Z66P3Wjx
— Quds News Network (QudsNen) December 29, 2024
Ia juga menuturkan bahwa serangan Israel telah membunuh saudaranya, kedua mertuanya, sepupu dan keponakannya, dan kini anaknya. “Wahai umat Islam, lihat ini di mana anak-anak kami tidur: Di jalan-jalan!”
Kantor berita WAFA melansir, Juma Al-Batran meninggal dunia sementara kondisi saudara kembarnya, Ali, semakin memburuk karena kedinginan.
Menurut sumber medis, suhu yang sangat dingin telah menyebabkan kematian empat bayi baru lahir lainnya dalam beberapa hari terakhir, dengan usia berkisar antara 4 hingga 21 hari.
Bayi-bayi ini meninggal karena cuaca dingin yang ekstrim, ditambah dengan kurangnya sumber daya di wilayah yang terkepung. Sementara seorang pekerja medis juga ditemukan meninggal kedinginan di tendanya beberapa waktu lalu.
Selain hilangnya nyawa secara tragis, sumber-sumber medis melaporkan peningkatan penyakit di kalangan anak-anak, yang diperburuk oleh kerawanan pangan di kalangan ibu. Hal ini telah menyebabkan kondisi kesehatan yang lebih buruk di tengah layanan kesehatan yang sudah sangat terbatas.