Ahad 29 Dec 2024 15:13 WIB

Universitas BSI Fatmawati dan SMK Bakti Idhata Ciptakan Alat Sensor Suhu dan Kelembapan

Ini menjadi bukti kemampuan luar biasa siswa menciptakan karya untuk masa depan.

Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Fatmawati, Jakarta Selatan, bersama Startup Digital Creative Center (DCC) dan SMK Bakti Idhata berhasil menciptakan sebuah inovasi teknologi berupa alat IoT Sensor Suhu dan Kelembapan.
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Fatmawati, Jakarta Selatan, bersama Startup Digital Creative Center (DCC) dan SMK Bakti Idhata berhasil menciptakan sebuah inovasi teknologi berupa alat IoT Sensor Suhu dan Kelembapan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Fatmawati, Jakarta Selatan, bersama Startup Digital Creative Center (DCC) dan SMK Bakti Idhata berhasil menciptakan sebuah inovasi teknologi berupa alat IoT Sensor Suhu dan Kelembapan. Kolaborasi ini bukan sekadar kerja sama, tetapi juga perwujudan dari sinergi ide, dedikasi, dan semangat belajar yang tinggi.

Tim Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Bakti Idhata, yang terdiri dari Rofiq, Nathan, dan Farhan, mengembangkan alat tersebut selama masa magang di DCC, antara Juli hingga Desember 2024. Alat ini dirancang untuk memantau suhu dan kelembapan secara real-time, memberikan peringatan terhadap perubahan drastis, menyimpan data untuk analisis, serta mengatur suhu sesuai kebutuhan. Hemat energi dan biaya, alat ini memiliki potensi aplikasi luas, mulai dari sektor pertanian hingga kesehatan.

Baca Juga

Setiaji, Kepala Kampus UBSI kampus Fatmawati sekaligus pembimbing magang, mengungkapkan manfaat besar dari inovasi ini. “Alat IoT Sensor Suhu dan Kelembapan dapat mengurangi inspeksi manual, memberikan kemudahan pemantauan real-time, serta meningkatkan efisiensi dengan otomatisasi. Ini adalah langkah nyata untuk menjawab kebutuhan teknologi di berbagai sektor,” ujar Setiaji.

Farhan menjelaskan bahwa alat tersebut dirakit dengan komponen sederhana namun sangat efektif. "Kami menggunakan ESP8266 sebagai penghubung WiFi sekaligus otak utama perangkat. Untuk mengindikasikan data suhu dan kelembapan, kami memanfaatkan sensor suhu dan kelembapan yang datanya kemudian dikirim ke aplikasi Blynk," jelasnya. Ia juga menambahkan kabel jumper digunakan untuk menghantarkan data, sedangkan kabel USB berfungsi menyalurkan daya listrik ke semua komponen yang terhubung.

Kukuh Panggalih, CEO DCC (Digital Creative Center), menambahkan proyek ini memberikan pengalaman berharga bagi siswa SMK. “Kolaborasi ini memberikan pengetahuan baru sekaligus tantangan teknis, seperti masalah pada coding dan perbedaan library yang memicu error saat pengujian,” jelasnya.

Sarah, guru SMK Bakti Idhata, turut mengapresiasi program ini. “Terima kasih kepada UBSI, khususnya Fakultas Teknologi Informasi, yang telah membuka wawasan dan memberikan pengalaman berharga bagi siswa kami,” ungkapnya.

Dengan semangat dan kolaborasi, inovasi alat IoT Sensor Suhu dan Kelembapan ini menjadi bukti kemampuan luar biasa siswa SMK Bakti Idhata serta langkah awal untuk menciptakan karya-karya besar di masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement