REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif Prakerja mengatakan, Visi Indonesia 2045 mencerminkan cita-cita besar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi tepat pada seratus tahun kemerdekaannya. Saat ini, Indonesia telah mencapai status negara berpenghasilan menengah, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan penurunan signifikan dalam angka kemiskinan ekstrem.
Namun, Indonesia masih perlu memperbesar populasi kelas menengah sebagai pendorong utama pembangunan dan langkah strategis menuju status negara berpenghasilan tinggi di tahun 2045.
Tantangan lainnya adalah dari sisi pasar kerja. Menurut laporan “Future of Jobs Report” oleh World Economic Forum, kecerdasan buatan, otomatisasi, dan transisi ramah lingkungan dengan cepat mengubah lansekap pasar kerja.
Kondisi ini menegaskan pentingnya program peningkatan keterampilan selepas pendidikan formal. Sehingga ada transisi yang mulus dari dunia pendidikan ke dunia kerja. Sejak 2020 Prakerja telah menjadi salah satu program pemerintah yang difokuskan untuk peningkatan skill, reskilling, maupun upskilling dalam bentuk beasiswa pelatihan dan dirancang untuk memberikan pelatihan berbasis kebutuhan pasar agar peserta tetap kompetitif dan produktif. Dengan pendekatan yang inklusif dan ekosistem yang kuat, serta sistem berbasis digital yang memastikan aksesibilitas yang luas, Prakerja telah menjadi instrumen vital bagi angkatan kerja Indonesia.
Denni mengatakan, selama lima tahun berjalan, Prakerja telah konsisten memanfaatkan peluang emas peningkatan kualitas SDM Indonesia. “Hasil survei evaluasi yang dilakukan Prakerja di 2024 menunjukkan bahwa 92% peserta Prakerja menilai Program Kartu Prakerja dapat meningkatkan keterampilan mereka,” ujae Denni.
Menghadapi peluang masa depan, Prakerja melihat bahwa strategi pengembangan kualitas SDM Indonesia tidak bisa hanya menggunakan satu metode yang fit for all untuk peningkatan skill. Karena itu, sejak 2020, Prakerja fokus pada penyediaan skilling melalui Initial Vocational Education and Training (IVET), serta upskilling dan reskilling melalui Continuous Vocational Education and Training (CVET), dengan menawarkan jalur pembelajaran fleksibel yang sesuai dengan kebutuhan pembelajar. Strategi ini cocok dan patut untuk terus diimplementasikan di Indonesia.
Adapun Prakerja sebagai IVET berperan dalam menyediakan akses bagi individu yang baru lulus sekolah atau perguruan tinggi maupun bagi mereka yang belum memiliki pengalaman kerja. Pelatihan yang ditawarkan mencakup keterampilan yang bersifat fundamental seperti soft skills dan keterampilan teknis.
Sementara itu, Prakerja sebagai CVET mencakup pelatihan berkelanjutan yang dirancang untuk pekerja yang sudah berada di pasar kerja, bertujuan untuk meningkatkan atau memperbarui keterampilan. Sehingga, selain pencari kerja, para pekerja atau wirausaha yang ingin meningkatkan kompetensi untuk memenuhi tuntutan pasar kerja yang dinamis, maupun masyarakat yang ingin berganti karier atau memperluas keahlian dalam bidang baru, dapat memperoleh akses ke pelatihan berkualitas.
Teknologi seperti kecerdasan buatan atau AI, juga secara aktif diadaptasi oleh Prakerja dalam sistem operasionalnya dan berpotensi untuk terus dikembangkan. AI ke depannya dapat semakin memaksimalkan sistem pembelajaran adaptif juga pemberian rekomendasi dan perencanaan karir secara menyeluruh. Selain itu, teknologi machine learning juga diimplementasikan untuk menghubungkan para pencari kerja dengan peluang yang tepat melalui portal kerja dalam ekosistem Prakerja. Dengan mempertimbangkan lokasi, minat, keterampilan, serta pengalaman, sistem ini menawarkan rekomendasi yang relevan bagi pekerja dan pemberi kerja. Hasilnya, terwujud ekosistem pasar kerja yang efisien, di mana kebutuhan tenaga ahli untuk mendukung berbagai program prioritas Indonesia dapat terpenuhi, sekaligus memberdayakan angkatan kerja Indonesia secara berkelanjutan.
Prakerja adalah program Government-to-Person (G2P) 3.0 pertama di Indonesia yang sepenuhnya digital dan telah menghadirkan transparansi juga kemudahan akses pelatihan pada 18,9 juta masyarakat Indonesia. Sebagai bentuk komitmen dari transparansi program, Prakerja juga telah menyediakan data statistik yang dapat diakses secara terbuka melalui statistik.prakerja.go.id. Pada perjalanan 100 tahun kemerdekaan Indonesia ini, kita tidak bisa buang waktu. “Memastikan keberlanjutan dan peningkatan dampak dari program-program yang telah berjalan serta mendorong inovasi untuk menjawab tantangan baru, adalah prioritas utama,” ujar Denni.