Kamis 19 Dec 2024 18:08 WIB

HRW: Israel Lakukan Genosida dengan Setop Air ke Gaza

HRW adalah lembaga terkini yang mendakwa Israel melakukan genosida di Gaza.

Anak pengungsi membawa botol air berisi air di tenda darurat di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Kamis, 29 Agustus 2024.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Anak pengungsi membawa botol air berisi air di tenda darurat di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Kamis, 29 Agustus 2024.

REPUBLIKA.CO.ID,  GAZA – Lembaga HAM dunia, Human Rights Watch (HRW) menyimpulkan bahwa pembatasan pasokan air di Jalur Gaza oleh Israel adalah tindakan genosida. Laporan terbaru ini adalah bukti terbaru soal kejahatan Israel terhadap kemanusiaan di Gaza.

HRW menyelidiki serangan Israel terhadap infrastruktur pasokan air di Gaza selama perang 14 bulan di sana. Mereka menyimpulkan pasukan Israel sengaja melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengurangi ketersediaan air bersih secara drastis sehingga masyarakat terpaksa menggunakan sumber air yang terkontaminasi dan menyebabkan berjangkitnya penyakit mematikan, terutama di kalangan anak-anak.

Baca Juga

“Human Rights Watch menemukan bahwa kebijakan Israel ini merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pemusnahan dan tindakan genosida,” kata Lama Fakih, direktur divisi Timur Tengah dan Afrika Utara HRW dilansir the Guardian, Kamis.

Dia mengatakan laporan tersebut menunjukkan “Pemerintah Israel di tingkat paling senior bertanggung jawab atas kehancuran tersebut, termasuk penghancuran yang disengaja, infrastruktur air dan sanitasi, pencegahan perbaikan infrastruktur air dan sanitasi yang rusak dan pemutusan atau pembatasan yang parah terhadap air, listrik dan bahan bakar.

“Tindakan ini kemungkinan besar telah menyebabkan ribuan kematian dan kemungkinan akan terus menyebabkan kematian di masa depan, termasuk setelah penghentian permusuhan.”

Tercatat hampir 670.000 kasus diare cair akut sejak perang dimulai, dan lebih dari 132.000 kasus penyakit kuning, yang merupakan tanda hepatitis. Penyakit anak-anak yang masih bisa disembuhkan juga menjadi jauh lebih mematikan karena hancurnya rumah sakit dan klinik kesehatan di Gaza.

Laporan tersebut mengutip sumber medis yang mengatakan bahwa dalam “keadaan normal”, 1 persen anak-anak yang tertular hepatitis A meninggal karenanya. Sekarang penyakit ini berakibat fatal pada 5 persen hingga 10 persen kasus. Dehidrasi dan malnutrisi juga telah melemahkan kekebalan masyarakat terhadap penyakit secara umum.

Sebelum perang, 80 persen pasokan air Gaza berasal dari sumur yang mengalir ke akuifer di bawah garis pantai, namun air tersebut terkontaminasi dan tidak layak untuk dikonsumsi manusia. Sebagian besar air minum di Gaza berasal dari tiga jaringan pipa yang dikendalikan oleh otoritas air Israel dan pabrik desalinasi.

Jaringan pipa tersebut terputus pada awal perang dan hanya dibuka kembali sebagian. Uni Emirat Arab membangun jaringan pipa air melintasi perbatasan Mesir pada bulan Februari, namun pasokan tersebut terputus karena kerusakan pada pipa yang disebabkan oleh serangan pasukan penjajahan Israel (IDF) di Rafah.

Tiga pabrik desalinasi utama di Gaza menghentikan operasinya segera setelah dimulainya perang dan hanya dapat beroperasi kembali sebagian setelah Israel mengizinkan PBB dan lembaga bantuan lainnya untuk membawa bahan bakar dalam jumlah terbatas.

photo
BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

Citra satelit yang diperiksa HRW menunjukkan bahwa panel surya yang menggerakkan empat dari enam instalasi pengolahan air limbah di Gaza dihancurkan oleh buldoser militer Israel – di Gaza utara, kamp al-Bureij dan pabrik Sheikh Ejleen di Gaza tengah, dan Khan Younis di selatan.

Citra satelit juga menunjukkan bahwa 11 dari 54 reservoir air di Gaza telah hancur seluruhnya atau sebagian besar, dan 20 lainnya menunjukkan tanda-tanda kerusakan.

Sebuah video yang muncul di media sosial pada Juli 2024 menunjukkan para insinyur tempur IDF merekam diri mereka sendiri meledakkan waduk di distrik Tal Sultan di Rafah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement