Kamis 12 Dec 2024 19:13 WIB

Wisudawati Terbaik Universitas BSI Torehkan Prestasi Gemilang dan Pengalaman Epik

Kesuksesan Margareth tidak datang dengan mudah.

Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mempersembahkan kisah inspiratif dari salah satu mahasiswinya yang luar biasa, Margareth Feby Hardiyanti Putri.
Foto: UBSI
Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mempersembahkan kisah inspiratif dari salah satu mahasiswinya yang luar biasa, Margareth Feby Hardiyanti Putri.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mempersembahkan kisah inspiratif dari salah satu mahasiswinya yang luar biasa, Margareth Feby Hardiyanti Putri. Pada acara wisuda yang berlangsung di BSI Convention Center, BSI Square Kaliabang, Bekasi, pada Kamis, 5 Desember 2024, Margareth, yang meraih gelar Sarjana Teknik Industri dengan IPK luar biasa, 3,97, telah menunjukkan komitmen tinggi, ketekunan, dan dedikasi yang patut dicontoh.

Kesuksesan Margareth tidak datang dengan mudah. Motivasi utamanya dalam meraih prestasi ini adalah rasa ingin tahu yang tinggi terhadap teknologi dan keinginan untuk menciptakan solusi inovatif yang bermanfaat bagi banyak orang. Motivasi yang kuat ini menjadi landasan dalam perjalanan akademiknya yang penuh tantangan.

Baca Juga

"Saya selalu percaya bahwa teknologi memiliki potensi besar untuk mengubah dunia, dan saya ingin berperan dalam perubahan itu. Selain itu, dukungan keluarga dan teman-teman juga memberikan dorongan besar bagi saya dalam setiap langkah," kata Margareth.

Menjaga konsistensi belajar di Program Studi Teknik Industri yang penuh tantangan memang bukan hal yang mudah. Margareth berhasil menghadapinya dengan disiplin dan perencanaan yang matang. Konsistensinya dalam belajar terbukti efektif, dengan hasil yang memuaskan.

"Saya mengatur waktu belajar dengan jadwal yang terstruktur, bergabung dengan kelompok belajar, dan memanfaatkan berbagai sumber belajar online. Hal ini memungkinkan saya untuk memahami materi yang sangat beragam dan menghubungkannya dengan praktik di dunia industri," jelas Margareth.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi Margareth adalah menghubungkan teori yang dipelajari di kelas dengan praktik di lapangan. Dengan semangat yang luar biasa ia mampu beradaptasi dan mengatasi tantangan yang dihadapi.

"Kadang-kadang, teori yang kita pelajari di kelas tidak sepenuhnya sejalan dengan kondisi nyata di industri. Saya belajar untuk selalu terbuka dan mencari solusi yang tepat dengan mengaplikasikan teori secara fleksibel," ujar Margareth.

Sepanjang perjalanannya, Margareth tidak hanya mengandalkan keberhasilan akademik, tetapi juga memperkaya dirinya dengan pengalaman luar kelas. Salah satu pencapaian yang paling berkesan adalah ketika ia mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 di Universitas Andalas, Padang.

"Di sana, saya tidak hanya mempelajari materi kuliah yang berbeda, tetapi juga berkesempatan mengenal lebih dalam budaya Minangkabau, seperti menari piring dan memasak rendang. Pengalaman tersebut sangat berharga dan memperkaya pandangan saya tentang keberagaman budaya di Indonesia," kenangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement