Kamis 12 Dec 2024 17:58 WIB

TNI AU Belum Terima Permintaan Operasi Modifikasi Cuaca

TNI AU siap menggelar operasi modifikasi cuaca jika ada permintaan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ilustrasi.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI AU belum menerima permintaan operasi modifikasi cuaca. Padahal operasi tersebut dapat bermanfaat guna mengurangi potensi hujan deras di Jakarta dan sekitarnya.

"TNI angkatan udara itu punya pelaksanaan operasi modifikasi cuaca. Kita gunakan pesawat Cassa 212, kadang CN235," kata kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Ardi Syahri ditemui dalam apel komandan satuan tahun 2024 di Mabes AU, Cilangkap pada Rabu (11/12/2024).

Baca Juga

Ardi mengaku pernah menerbangkan sendiri pesawat Fokker 27 dalam operasi modifikasi cuaca saat di Skadron Udara 2. Dalam operasi tersebut, TNI AU menerbangkan pesawat guna menebar garam guna menghalau awan hujan dari daratan.

"Itu kalau musim hujan, jadi sebelum awan masuk ke daratan, itu kita halau dulu di lautan, sehingga tidak masuk ke daratan. Sehingga hujan tidak masuk ke bagian kota daratan dan sebagainya itu," ujar Ardi.

Dalam operasi tersebut, TNI AU bekerjasama dengan BRIN, Kementerian Lingkungan Hidup, dan BMKG. TNI AU berperan sebagai pelaksana dalam operasi tersebut.

"Itu kita bekerjasama dengan BRIN, kemudian lingkungan hidup, kemudian BMKG juga. Itu kita bawa sistem modifikasinya kita sebar, kalau tidak salah NACL kita sebar. Natrium klorida, iya garam ke atas," ujar Ardi.

Hingga saat ini, TNI AU belum menerima permintaan untuk terlibat dalam operasi modifikasi cuaca. Namun TNI AU siap menggelar operasi tersebut kalau nantinya sudah ada permintaan.

"Siap, kita siap. Itu biasanya tiap tahun kok. Alat-alatnya yang siapkan BMKG, BRIN, kita sebagai pelaksana operasinya. Namanya teknologi pendukungan operasi modifikasi cuaca," ujar Ardi.

Tak hanya di musim hujan, operasi itu juga dilakukan TNI AU saat musim kemarau. Bedanya, saat kemarau TNI AU menarik awan hujan agar menghujani daerah yang kering.

"Nah begitu juga dengan kalau musim kemarau, itu kita laksanakan musim, kita giring awan hujannya ke darat. Kebalikannya, jadi awan-awan yang ada tumbuh di laut itu kita pancing dengan menyebarkan garam, dengan sedikit bahan-bahan, itu nanti awannya akan masuk ke daratan, akan hujan.

Itu yang kita laksanakan," ujar Ardi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement