Jumat 22 Nov 2024 05:01 WIB

Gibran Perintahkan Mendikdasmen Prof Muti Hapus Sistem Zonasi

Gibran menekankan pendidikan adalah kunci generasi emas. .

Refleksi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat memberikan sambutan pada acara Pembukaan Tanwir I PP Pemuda Muhammadiyah di Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Refleksi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat memberikan sambutan pada acara Pembukaan Tanwir I PP Pemuda Muhammadiyah di Jakarta, Kamis (21/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti untuk menghilangkan sistem zonasi sekolah dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Hal itu diungkapkan Gibran saat memberikan sambutan dalam acara Tanwir I PP Pemuda Muhammadiyah, di Jakarta Pusat, Kamis.

Baca Juga

"Kemarin pada waktu rakor dengan para kepala dinas pendidikan, saya sampaikan secara tegas ke Pak Menteri Pendidikan, ‘pak ini zonasi harus dihilangkan'," ujar Gibran.

Dia menekankan pendidikan adalah kunci generasi emas dan Indonesia Emas 2045, oleh karena itu penting untuk memberikan kemudahan-kemudahan dalam mengakses pendidikan.

Gibran juga menyampaikan pentingnya mengajarkan anak-anak muda pelajaran coding, programming, hingga digital marketing. "Karena sekarang kita tidak boleh ketinggalan dari negara-negara lain," ujarnya.

Di sisi lain pada kesempatan itu Gibran juga mengajak anak-anak muda bergotong-royong dan bekerja keras di tengah adanya bonus demografi saat ini.

"Kesempatan tidak datang dua kali. Ini adalah kesempatan kita, panggung kita, dan kita benar-benar menjadi ujung tombak menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya.

Sistem zonasi dijalankan secara bertahap sejak 2016 di era Nadiem Makarim. Penggunaan zonasi dimulai untuk penyelenggaraan ujian nasional. Sistem ini baru diterapkan pertama kalinya dalam PPDB pada 2017.

Tujuan sistem tersebut adalah untuk pemerataan Pendidikan. Anak menempuh jalur pendidikan di sekolah yang tak jauh dari rumah. Tapi dalam pelaksanaannya sistem zonasi sulit dijalankan, terutama di daerah-daerah dengan jumlah sekolah terbatas.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement