REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Plt Gubernur Bengkulu Rosjonsyah menilai daerahnya harus berada di garda terdepan pengelolaan industri hijau. Sebab provinsi di Pulau Sumatera tersebut memiliki banyak sumber daya untuk dikelola secara ramah lingkungan.
Rosjonsyah menyebut jumlah sampah di Bengkulu sangat berlimpah. Pada 2023, jumlah sampah di Provinsi Bengkulu mencapai 141.996,05 ton dengan rata-rata timbulan sampah harian sebesar 389,03 ton. Adapun persentase sampah plastik di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu: 2023 sebanyak 11,49. Kemudian tahun 2022 sebanyak 9,39 dan 2021 sebanyak 8,00.
“Kalau sampah ini bisa kita kelola dan kita kembangkan, bukan tidak mungkin yang lain akan mengikuti kita di Bengkulu yang diharapkan terdepan dalam industri ramah lingkungan. Di sinilah Hello Green menjadi mitra strategis pemerintah untuk mengelola sampah. Melalui proyek tersebut, Hello Green adalah yang pertama kali membuat industri energi hijau seperti ini, apalagi proyek bus bertenaga Hidrogen, ini akan menyemarakkan industri hijau di Bengkulu" kata Rosjonsyah.
PT Hello Green Nusantara bekerja sama dengan PT Bengkulu Mandiri (Perseroda) secara resmi meluncurkan proyek Investasi berkelanjutan di Provinsi Bengkulu. Launching acara tersebut dilaksanakan di Ballroom Hotel Mercure Bengkulu. Selasa, 19 Nov 2024.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh CEO Hello Green Nusantara, Balazs Nemeth, dan Direktur Utama PT Bengkulu Mandiri Saud El Hujaj.
Selain itu acara juga dihadiri oleh beberapa pejabat pemerintahan; Plt Gubernur Bengkulu Rosjonsyah Syahili, perwakilan Forkopimda dan anggota DPR RI Komisi 6 Ahmad Labib.
Dalam sambutanya, Direktur Utama PT Bengkulu Mandiri Saud El Hujaj menyampaikan harapanya akan kemajuan Bengkulu sebagai Provinsi dengan basis ekonomi hijau. "Bengkulu menjadi Green city. Kota masa depan yang berbasis green ekonomi, dan cita-cita Bengkulu membangun kawasan Ekonomi khusus. Wakil Menteri Perindustrian setuju untuk dibangun Kawasan Industri Hijau di Bengkulu" Kata Saud.