Jumat 15 Nov 2024 06:05 WIB

Lagu Kebangsaan Israel Dicemooh, Perkelahian Singkat Warnai Laga Prancis vs Israel

Laga Prancis vs Israel minim penonton, tak sampai 20 ribu orang dari perkiraan awal.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Para suporter berselisih di tribun selama pertandingan sepak bola UEFA Nations League antara Prancis dan Israel di Stade de France di Saint-Denis, Paris, Jumat 15 November 2024 dini hari WIB.
Foto: AP/Thibault Camus
Para suporter berselisih di tribun selama pertandingan sepak bola UEFA Nations League antara Prancis dan Israel di Stade de France di Saint-Denis, Paris, Jumat 15 November 2024 dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pendukung Prancis mencemooh lagu kebangsaan Israel dan terjadi perkelahian kecil di dalam Stade de France yang minim penonton pada Jumat (15/11/2024) dini hari WIB, saat Prancis menjamu Israel dalam pertandingan Nations League. Pertandingan dibayangi oleh genosida Israel di Gaza, Palestina ini berakhir tanpa gol.

Berusaha mencegah terulangnya kekerasan di Amsterdam pekan lalu, saat suporter Maccabi Tel Aviv membuat onar menjelang pertandingan Liga Europa kontra Ajax dengan menurunkan bendera Palestina dan menganiaya super taksi, 4.000 personel keamanan Prancis dikerahkan. Mereka ditempatkan di dalam dan sekitar stadion dan di transportasi umum.

Baca Juga

Sekitar 100 penggemar Israel menentang peringatan dari pemerintah mereka agar tidak bepergian untuk acara olahraga, duduk di sudut stadion berkapasitas 80 ribu yang hanya terisi sekitar seperlimanya saja. Kurang dari 20 ribu seperti perkiraan awal. AP mencatat penjualan tiket sebanyak 16.600.

Mereka melambaikan balon kuning dan meneriakkan "Bebaskan Para Sandera" yang merujuk pada warga Israel yang ditahan di Gaza oleh militan Hamas.

Beberapa ejekan dan siulan terdengar selama pemutaran lagu kebangsaan Israel, yang kemudian terdengar melalui pengeras suara.

Saat pertandingan berlangsung, terjadi perkelahian di dekat area pendukung Israel selama beberapa menit, dengan orang-orang terlihat berlarian dan saling pukul. Petugas dengan cepat membentuk penghalang. Tidak jelas apa yang memicu keributan tersebut.

Menjelang pertandingan, beberapa ratus demonstran anti-Israel berkumpul di sebuah alun-alun di distrik Saint-Denis, Paris, sambil melambaikan bendera Palestina, serta beberapa bendera Lebanon dan Aljazair, untuk memprotes pertandingan tersebut.

"Kami tidak bermain dengan penjahat genosida," bunyi salah satu spanduk, yang merujuk pada genosida Israel di Gaza.

Saat memasuki lapangan, beberapa pendukung Israel mengenakan warna Israel dan Prancis. Dua orang mengenakan kaus oblong dengan logo klub Israel Maccabi Tel Aviv di bagian depan dan tulisan "Ni Oubli Ni Pardon" (Jangan Pernah Memaafkan, Jangan Pernah Melupakan) di bagian belakang.

Satu orang memegang kertas bertuliskan "persetan dengan Hamas".

Menteri Dalam Negeri Prancis Bruno Retailleau mengatakan pekan ini tidak ada keraguan bahwa pertandingan akan tetap berlangsung, menyusul kerusuhan di Amsterdam yang menyebabkan para penggemar Maccabi dan kelompok-kelompok lokal terlibat dalam kekerasan, menurut polisi Belanda.

Ia mengatakan tidak ada ancaman khusus yang diidentifikasi menjelang pertandingan, tetapi tidak ada risiko sama sekali.

Rasisme dan intoleransi meningkat di Prancis, sebagian dipicu oleh genosida Israel di Gaza. Tren serupa telah disaksikan di tempat lain di Eropa.

Hampir 70 tersangka telah ditangkap dan sedikitnya lima orang terluka dalam bentrokan pekan lalu antara penggemar Maccabi dan penduduk lokal Amsterdam. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement