Rabu 13 Nov 2024 12:17 WIB

Tim 1MillionYouthStopBullying Ajak Media Nasional Suarakan Gerakan Antiperundungan  

Tim 1MillionYouthStopBullying mengembangkan tools bernama Buddy Pekerti.

Tim 1MillionYouthStopBullying berkunjung ke Republika di bilangan Pejaten Barat, Kamis (7/11/2024).
Foto: Republika.co.id
Tim 1MillionYouthStopBullying berkunjung ke Republika di bilangan Pejaten Barat, Kamis (7/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti mengatakan per September 2024, jumlah kekerasan di lingkungan sekolah berjumlah 36 kasus. Rico Juni Artanto, inisiator dari gerakan #1MillionYouthStopBullying mengatakan jumlah kasus yang cukup tinggi ini menunjukkan ekosistem di sekolah masih lemah dalam menangani fenomena perundungan di lingkungan sekolah.

“Hal ini karena peran orang tua, wali kelas, guru, kepala sekolah, dan elemen sekolah lainnya masih kurang dilibatkan,” ungkapnya saat dirinya beserta tim 1MillionYouthStopBullying berkunjung ke Republika di bilangan Pejaten Barat, Kamis (7/11/2024) lalu.

Baca Juga

Sesi kunjungan ini digelar sebagai bagian dari inisiasi tim 1MillionYouthStopBullying mengajak media nasional untuk bersama-sama berdiskusi dan menyuarakan langkah strategis dalam menangani fenomena perundungan yang masih marak di lingkungan sekolah. Tim 1MillionYouthStopBullying juga berencana akan berkunjung ke media nasional lainnya.

Selain itu, Rico Juni Artanto juga menyampaikan gerakan ini sudah berlangsung sejak Desember 2023 dan telah memberikan manfaat kepada lebih dari 470 sekolah dan 5.000 siswa di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Selain itu, pihaknya juga mengembangkan tools bernama Buddy Pekerti, yaitu permainan kartu yang digunakan selama roadshow ke beberapa sekolah. 

“Permainan kartu Buddy Pekerti berfokus kepada tiga aspek, yaitu empati, growth mindset, dan self confidence sehingga siswa siswi diharapkan dapat membentengi diri melawan tindakan perundungan baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah,” tambahnya seperti dalam siaran pers.

Mengingat besarnya manfaat dari gerakan #1MillionYouthStopBullying, Rico Juni Artanto berharap agar gerakan ini dapat eksis juga di sekolah-sekolah di luar Pulau Jawa dan mendapatkan dukungan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Kabinet Merah Putih saat ini yang berada di bawah pimpinan Prof Dr Abdul Mu’ti MEd.

“Semoga menteri yang saat ini berlatar belakang dari Muhammadiyah bisa lebih grassroot dan memperhatikan isu-isu perundungan di lingkungan sekolah,” ungkap Kepala Desk Ameera Republika Indira Rezkisari yang juga turut menghadiri sesi kunjungan tim 1MillionYouthStopBullying ke Republika.

Sebagai informasi tambahan, siswa maupun guru dapat menghubungi hotline melalui akun Instagram @1MillionYouthStopBullying untuk mendapatkan bantuan atau konsultasi lebih lanjut terkait masalah bullying di lingkungan sekolah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement