Rabu 06 Nov 2024 12:29 WIB

Program Makan Bergizi Gratis Sudah Diujicoba di 80 Titik, Ini Hasilnya

Program ini akan dievaluasi secara berkala untuk menjaga kualitas

Siswa menunjukkan menu makanan bergizi gratis saat kegiatan mitigasi operasional dan uji coba makan bergizi gratis (MBG) di SMPN 1 Cirebon, Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu (25/9/2024). Uji coba makan bergizi gratis tersebut bertujuan untuk memberi edukasi siswa tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi tumbuh kembang dan upaya mempersiapkan generasi emas Indonesia.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Siswa menunjukkan menu makanan bergizi gratis saat kegiatan mitigasi operasional dan uji coba makan bergizi gratis (MBG) di SMPN 1 Cirebon, Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu (25/9/2024). Uji coba makan bergizi gratis tersebut bertujuan untuk memberi edukasi siswa tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi tumbuh kembang dan upaya mempersiapkan generasi emas Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha menyebut hasil uji coba Program Makan Bergizi Gratis yang saat ini telah memasuki masa uji coba pada 80 titik di seluruh Indonesia akan dievaluasi secara berkala. Dia menyebut semua itu dilakukan agar program berjalan dengan kualitas yang terjaga dan manfaat yang optimal.

"Kami berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan dan puskesmas dalam evaluasi nutrisi anak dan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat," ujar Ikeu dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (4/11/2024).

Diharapkan, kata dia, pada 2 Januari 2025 program tersebut akan memasuki fase perluasan yang direncanakan menjangkau seluruh provinsi di Indonesia. "Kami telah melakukan uji coba di 80 titik yang melibatkan berbagai unit pelayanan, seperti dapur umum dan layanan gizi mobile yang diprioritaskan untuk sekolah dan komunitas. Alhamdulillah, program berjalan lancar dan menjadi modal bagi perluasan di tahun depan," katanya.

Ia juga memastikan BGN akan mengintegrasikan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk UMKM dan sektor swasta, dalam penyediaan bahan makanan bergizi lokal. "Keterlibatan UMKM lokal sangat penting agar dana yang dialokasikan juga berdampak positif bagi ekonomi daerah. Kami ingin memastikan bahan makanan yang diberikan memenuhi standar gizi sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional," tuturnya.

Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan, kata dia, BGN menggandeng Komando Distrik Militer (Kodim) di berbagai wilayah yang memiliki peran strategis dalam membantu penyaluran ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau, utamanya di daerah-daerah terpencil dan daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Namun Ikeu juga tak menampik bahwa program makan bergizi gratis tidak luput dari tantangan, utamanya dalam aspek keberlanjutan pasokan pangan dan pengawasan implementasi di lapangan.

Selain itu terdapat tantangan dalam menyesuaikan jenis makanan dengan preferensi budaya lokal. “Kami memastikan bahwa standar gizinya tetap, namun jenis menunya disesuaikan dengan budaya setempat, seperti penggunaan bahan pokok lokal,” ucapnya.

Menurutnya, melalui program tersebut pemerintah tidak hanya menciptakan generasi sehat dan cerdas, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada impor pangan dengan memaksimalkan hasil dari petani lokal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement