REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rencana penggabungan anggaran Program Makan Bergizi dengan anggaran pendidikan sebagai win-win solution. Tinggal bagaimana program bisa dieksekusi dengan baik.
“Di RAPBN 2025 untuk pendidikan itu naik sekitar 139,5 triliun dibanding tahun 2024. Sedangkan makanan bergizi itu dianggarkan Rp.71 triliun dari Rp.139,5 triliun. Jadi masih ada kenaikan Rp.68,5 triliun. Kalau dibandingin sama tahun lalu, ya tetap ada peningkatan 11,75%,” kata anggota DPR RI Komisi X, Verrell Bramasta, dalam siaran pers, Kamis (24/10/2024).
Menurut Verrell, hal ini yang seharusnya dilihat oleh masyarakat. PR selanjutnya adalah mengawasi agar anggaran tersebut dapat dieksekusi dengan baik.
“Ini yang seharusnya dilihat oleh masyarakat. Karena sebetulnya ini win-win solution. Masalah stunting bisa kita perbaiki, masalah putus sekolah juga bisa kita benahi. Tinggal PR nya adalah bagaimana hal-hal ini bisa dieksekusi dengan baik dan tepat sasaran. Untuk PIP, Dana BOS, sertifikasi guru, dan lain-lain. Itu yang menjadi fokus saya, fokus kami di Komisi X nanti. Mengawasi pengeksekusian RAPBN ini,” ujar Verrell.
Verrell juga mengatakan, kenaikan ini bukan karena adanya inflasi. Tapi kenaikan ini adalah murni karena fokus pemerintah untuk menangani permasalahan pendidikan di Indonesia.
“Kalau ada yang bilang kenaikan ini karena inflasi. Kita juga bisa lihat datanya. Inflasi tahunan (YoY) di sektor pendidikan hanya berada di angka 2,75%. Ini menunjukkan bahwa peningkatan anggaran jauh melebihi tingkat inflasi. Jadi hal ini memang murni karena fokus pemerintah untuk mempersiapkan masa depan bangsa,” ungkapnya.