Kamis 03 Oct 2024 08:00 WIB

Kemendikbud: Sekolah Adiwiyata Contoh Penerapan Prinsip Keberlanjutan

Kemendikbud dorong kurikulum perubahan iklim.

Ilustrasi siswa belajar.
Foto: Dok. Bumd
Ilustrasi siswa belajar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan bahwa sekolah-sekolah Adiwiyata telah menjadi contoh teladan di dalam penerapan prinsip keberlanjutan, baik melalui pengelolaan sampah, konservasi energi, maupun pelestarian sumber daya alam.

“Program Sekolah Adiwiyata menjadi pengingat bahwa pendidikan lingkungan hidup harus terus kita kembangkan. Pendidikan bukan hanya soal pengetahuan yang tertulis di dalam buku tetapi juga bagaimana kita mengajarkan nilai-nilai kehidupan termasuk kesadaran menjaga alam dan lingkungan sekitar,” kata Staf Ahli Bidang Regulasi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nur Syarifah di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Kemendikbudristek menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang konsisten melaksanakan program Sekolah Adiwiyata sejak tahun 2006. Nur mengatakan Kemendikbudristek sangat menghargai upaya KLHK yang memastikan pendidikan lingkungan hidup terus berkembang dan berkelanjutan.

Menurut Nur, kurikulum Merdeka Belajar yang telah ditetapkan sebagai kurikulum nasional membuka ruang yang fleksibel bagi sekolah untuk mengembangkan materi-materi pembelajaran tentang lingkungan hidup. Selain itu, kurikulum Merdeka Belajar juga membuka ruang-ruang bagi para pemangku kepentingan untuk turut berpartisipasi di dalam pembelajaran.

Penghargaan Adiwiyata, kata dia, bukan hanya pengakuan atas keberhasilan sekolah-sekolah dalam mengelola lingkungan hidup tetapi juga merupakan simbol dan upaya kolektif bangsa untuk membangun generasi yang peduli terhadap keberlanjutan bumi.

“Program Adiwiyata ini bagian penting dari komitmen pemerintah dalam membentuk insan yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga berwawasan lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial,” ujar dia.

Nur menyampaikan bahwa Kemendikbudristek juga telah menerbitkan buku-buku yang berkaitan dengan panduan pendidikan perubahan iklim yang dapat menjadi referensi penting dalam memperkaya pembelajaran lingkungan di sekolah-sekolah. Buku panduan ini dapat diakses di laman resmi Kemendikbudristek.

Ia mengajak seluruh sekolah untuk memanfaatkan buku panduan tersebut di dalam pengintegrasian materi perubahan iklim dalam kurikulum pembelajaran sehingga para siswa semakin memahami dampak dan risiko serta bagaimana memitigasi dan mencari solusi adanya tantangan perubahan iklim.

“Saya berharap tentunya penghargaan ini menjadi motivasi banyak sekolah untuk mengikuti jejak yang sama. Mari kita jadikan sekolah-sekolah kita menjadi pusat pendidikan yang menginspirasi yang tidak hanya membangun kecerdasan intelektual tetapi juga mengajarkan cinta dan tanggung jawab terhadap lingkungan,” kata Nur.

KLHK pada Rabu memberikan penghargaan Adiwiyata kepada 720 sekolah, terdiri dari 208 sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri dari 22 provinsi serta 512 sekolah yang mendapat Adiwiyata Nasional dari 31 provinsi.

Penghargaan tersebut diberikan kepada sekolah-sekolah tingkat SD atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan sederajat, SMP atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan sederajat, serta SMA atau Madrasah Aliyah (MA) dan sederajat yang memenuhi kriteria yang ditetapkan di dalam gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 53 Tahun 2019.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement