Ahad 29 Sep 2024 08:46 WIB

Israel Lebih Pilih Perang dengan Hamas dan Hizbullah Ketimbang Ekonomi yang Kian Ambruk?

Ekonomi Israel terdampak parah akibat perang

Polisi memeriksa kerusakan di lokasi ledakan yang diduga oleh Drone di Tel Aviv, Israel,Jumat (19/7/2024). Dikabarkan satu orang tewas dan delapan yang lain terluka dalam ledakan yang diduga disebabkan oleh serangan Drone.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Polisi memeriksa kerusakan di lokasi ledakan yang diduga oleh Drone di Tel Aviv, Israel,Jumat (19/7/2024). Dikabarkan satu orang tewas dan delapan yang lain terluka dalam ledakan yang diduga disebabkan oleh serangan Drone.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA-Moody's telah menurunkan peringkat kredit Israel untuk kedua kalinya pada tahun ini, seiring dengan meningkatnya biaya ekonomi akibat perang yang sedang berlangsung di Gaza dan ketegangan dengan Hizbullah.

Bloomberg melaporkan bahwa peringkat tersebut telah diturunkan sebanyak dua tingkat dari A2 menjadi Baa1, menempatkan Israel hanya tiga langkah lagi menuju non-investment grade.

Baca Juga

Moody's mengatakan bahwa prospek negatif Israel telah dipertahankan, mencerminkan kekhawatiran yang semakin besar mengenai kemampuannya untuk mempertahankan stabilitas ekonomi dalam menghadapi krisis keamanan yang meningkat.

Meningkatnya risiko geopolitik

Dalam pengumuman yang tidak dijadwalkan, Moody's mencatat bahwa “risiko geopolitik telah meningkat secara signifikan, yang mengakibatkan dampak negatif yang signifikan terhadap kapasitas kredit Israel dalam jangka pendek dan jangka panjang.”

Hal ini terjadi di tengah-tengah meningkatnya pertempuran dengan Hizbullah di Libanon, di mana Israel melancarkan serangan ke markas besar Hizbullah di pinggiran selatan Beirut dalam salah satu operasi militer terbesar terhadap Libanon dalam hampir dua dekade, yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan para pemimpin senior lainnya.

Eskalasi ini telah meningkatkan kekhawatiran bahwa perang dapat meluas ke Iran, pendukung utama Hizbullah, meningkatkan kemungkinan konflik regional yang lebih luas yang melibatkan Amerika Serikat, menurut Bloomberg.

BACA JUGA: Sengaja Cari Link Video Mesum Oknum Guru dan Siswi Gorontalo, Ingat Pesan Rasulullah SAW

Prospek ekonomi jangka panjang Moody's untuk Israel menjadi lebih suram (Eropa). Surat kabar Israel, Calcalist, mengatakan bahwa prospek ekonomi jangka panjang Moody's untuk Israel telah menjadi lebih suram, dengan mencatat bahwa ekonomi Israel “akan lebih lemah secara permanen sebagai akibat dari konflik militer saat ini, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.”

Dalam penilaian barunya, Moody's memperkirakan ekonomi akan tumbuh hanya 0,5 persen tahun ini dan 1,5 persen pada 2025, sebuah penurunan yang signifikan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, yang mencerminkan dampak negatif dari konflik yang terus meningkat terhadap ekonomi, menurut Calcalist.

Pemerintah Israel...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement