Ahad 29 Sep 2024 06:27 WIB

'Genosida Baru' Israel di Lebanon, 1.600 Lebih Syahid

Presiden Turki mengatakan masyarakat Lebanon adalah target baru genosida Israel.

Asap mengepul akibat serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Sabtu, 28 September 2024.
Foto:

 

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak semua pihak untuk “mundur dari tepi jurang” menyusul peningkatan dramatis kejadian di Beirut selama 24 jam terakhir, kata juru bicaranya.

Antonio Guterres percaya “siklus kekerasan ini harus dihentikan sekarang”, kata Stephane Dujarric. “Rakyat Lebanon, Israel, serta wilayah yang lebih luas, tidak mampu melakukan perang habis-habisan.”

Guterres mendesak kedua belah pihak untuk berkomitmen kembali pada implementasi penuh resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2006 yang mengakhiri perang Israel-Hizbullah di Lebanon, “dan segera kembali ke penghentian permusuhan”, kata Dujarric.

Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menyerukan perlindungan warga sipil dan infrastruktur sipil ketika Israel melanjutkan serangan udaranya ke Lebanon. “Kami telah membuka tujuh tempat penampungan bagi para pengungsi, yang saat ini menampung 1.600 orang termasuk warga Lebanon, Palestina, dan Suriah,” kata Philippe Lazzarini dalam sebuah postingan di X.

Dia menambahkan, banyak orang yang trauma akibat pemboman yang sedang berlangsung, ketidakpastian dan ketakutan. “Bagi sebagian orang, ini adalah trauma yang dialami kembali mengingat siklus konflik yang berulang selama beberapa dekade,” kata Lazzarini, seraya memperingatkan bahwa “perluasan perang lebih lanjut hanya akan membawa lebih banyak penderitaan bagi warga sipil”.

Klaim para pejabat Israel bahwa tentara tidak dengan sengaja menargetkan warga sipil melainkan melakukan serangan tepat terhadap para pemimpin Hizbullah di Lebanon dinilai omong kosong. Hal itu disampaikan  Mohamad Elmasry, seorang analis di Institut Studi Pascasarjana Doha, kepada Aljazirah.

Menurutnya, Doktrin Dahiyeh, yang diambil dari nama wilayah pinggiran selatan Beirut yang diserang Israel dalam perang tahun 2006, menyerukan penargetan warga sipil secara sengaja untuk menciptakan pencegahan terhadap Hizbullah. “Peran militer Israel tidak hanya melenyapkan pemimpin Hizbullah, tapi menghukum warga sipil,” kata Elmasry. “Doktrin militer ini telah diterapkan dengan jelas di Lebanon dan Gaza.”

Media Israel menerbitkan “rasio 100 banding 1” yang menggambarkan doktrin tentara yang menyatakan bahwa membunuh 100 warga sipil di Gaza hanya untuk satu komandan Hamas dapat diterima.

photo
BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

“Ini merupakan pelanggaran besar terhadap prinsip proporsionalitas dan perbedaan dalam hukum internasional,” kata Elmasry. “Saya pikir Israel pada akhirnya akan dinyatakan bersalah melakukan genosida, namun pertanyaannya adalah apakah hal ini akan berdampak.” “Akankah negara-negara Eropa dan Amerika Serikat menegakkan hal ini dan menangkap para pemimpin Israel?” dia menambahkan. “Saya ragu.”

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan dia berbicara dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dan membahas perlunya gencatan senjata yang mendesak. “Kami sepakat mengenai perlunya gencatan senjata segera untuk mengakhiri pertumpahan darah. Solusi diplomatik adalah satu-satunya cara untuk memulihkan keamanan dan stabilitas rakyat Lebanon dan Israel,” kata Lammy dilansir the Guardian.

Awal pekan ini, Lammy mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa harus ada gencatan senjata segera antara Hizbullah dan Israel dan perang besar-besaran bukanlah demi kepentingan masyarakat di wilayah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement