Jumat 20 Sep 2024 09:46 WIB

Ini Alasan Komandan Hizbullah Lebanon Selamat dari Ledakan Pager

Pemimpin Hizbullah menjanjikan pembalasan terhadap Israel atas sabotase pager.

Petugas pertolongan pertama Pertahanan Sipil membawa seorang pria yang terluka setelah pager genggamnya meledak, di kota pelabuhan selatan Sidon, Lebanon, Selasa, 17 September 2024.
Foto: AP Photo
Petugas pertolongan pertama Pertahanan Sipil membawa seorang pria yang terluka setelah pager genggamnya meledak, di kota pelabuhan selatan Sidon, Lebanon, Selasa, 17 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan banyak komandan gerakan Hizbullah Lebanon tidak terluka atau terdampak dalam peristiwa ledakan penyeranta atau pager karena mereka menggunakan penyeranta jenis lama.

"Komandan senior menggunakan penyeranta model lama, yang baru sudah pasti diserahkan (ke yang lain), sehingga para staf komando kami tidak terpengaruh oleh tindakan keji ini," kata Nasrallah dalam pidatonya, yang disiarkan oleh lembaga penyiaran Lebanon, Kamis (19/9/2024).

Baca Juga

Pemimpin Hizbullah itu juga menjanjikan pembalasan terhadap Israel atas sabotase tersebut dengan meledakkan perangkat komunikasi, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Sebelumnya, banyak penyeranta yang meledak di berbagai penjuru Lebanon pada Selasa (17/9/2024). Menurut sejumlah laporan media, penyeranta yang digunakan para anggota Hizbullah merupakan sistem komunikasi tertutup. Sistem tersebut digunakan karena dinilai paling tidak rentan akibat tindakan peretasan atau penyadapan.

Beberapa saat setelah rangkaian ledakan dimulai, jumlah korban luka-luka meningkat menjadi lebih dari 2.750 orang di Lebanon saja, yang semuanya adalah anggota Hizbullah yang membawa perangkat yang menjadi target.

Menteri Kesehatan Lebanon mengumumkan bahwa delapan orang, termasuk seorang anak, termasuk di antara para korban pemboman Beijer, dan mengatakan bahwa rumah sakit-rumah sakit di bagian selatan telah melebihi kapasitasnya dan sedang berupaya untuk memindahkan para korban luka-luka ke luar provinsi.

Sehari setelah ledakan banyak penyeranta itu, terjadi ledakan berbagai walkie-talkie (alat komunikasi melalui gelombang radio) yang juga terjadi di berbagai daerah di Lebanon.

Pemerintah Lebanon telah melarang maskapai penerbangan untuk mengangkut perangkat “pager” atau “walkie-talkie” melalui Bandara Rafiq Hariri di Beirut, sementara itu tentara Lebanon mengumumkan bahwa unit khusus meledakkan perangkat komunikasi yang “mencurigakan” di beberapa daerah di negara tersebut.

Hal ini terjadi setelah 32 orang gugur dan lebih dari 3.250 orang terluka, termasuk 300 orang dalam kondisi kritis, pada hari Selasa dan Rabu, ketika gelombang ledakan menghantam perangkat komunikasi nirkabel di beberapa daerah di Lebanon.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement