Kamis 12 Sep 2024 23:16 WIB

UAE Berkomitmen Menguatkan 40 Tahun Hubungan Bilateral dengan China

UAE perkuat kerja sama ekonomi.

Orang-orang duduk di bawah bendera UEA.
Foto: AP Photo/Kamran Jebreili
Orang-orang duduk di bawah bendera UEA.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Uni Emirat Arab (UAE) berkomitmen untuk terus memperkuat dan membangun kerja sama yang telah terjalin selama 40 tahun dengan China, kata Presiden Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan pada Kamis.

Sheikh Mohammed menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Perdana Menteri China, Li Qiang, di Abu Dhabi, menurut pernyataan singkat di X.

Baca Juga

Penguasa UAE tersebut mengatakan bahwa dia membahas "upaya bersama untuk lebih meningkatkan" kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara.

Saat kedua negara memperingati 40 tahun hubungan diplomatik, Sheikh Mohammed menyerukan untuk mencapai "pertumbuhan yang berkelanjutan, pembangunan, dan kesejahteraan bagi rakyat kami."

Li sedang melakukan kunjungan resmi dua hari ke UAE.

Dalam komentarnya, Li mengatakan kepada presiden UAE bahwa China "bersedia untuk lebih memperluas" skala perdagangan bilateral dengan negara Teluk tersebut.

UAE adalah pasar ekspor terbesar China di Teluk, dengan volume perdagangan bilateral mencapai sekitar 95 miliar dolar AS (sekitar Rp1,46 kuadriliun) tahun lalu.

Li juga menyerukan eksplorasi kerja sama dengan UAE dalam energi baru, kendaraan listrik, manufaktur kelas atas, biomedis, ekonomi digital, dan bidang lainnya, serta "bersama-sama membuat rencana maju untuk industri baru dan masa depan, serta menumbuhkan lebih banyak titik pertumbuhan ekonomi baru."

Perdana Menteri China tersebut terbang ke Abu Dhabi dari Riyadh, Arab Saudi, atas undangan Wakil Presiden dan Perdana Menteri UAE, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.

Pada Kamis pagi, Li diterima oleh bin Rashid dan kedua pihak mengadakan pembicaraan tingkat tinggi.

Wakil presiden UAE menyatakan harapannya bahwa kunjungan Li "akan lebih memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara."

Di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan senilai triliunan dolar AS dari Beijing, China dan UAE telah melaksanakan beberapa proyek seperti peningkatan kemampuan industri China-UEA, sementara proyek-proyek seperti fase kedua terminal kontainer di Pelabuhan Khalifa, dan Pembangkit Listrik Termal Fotovoltaik Dubai sedang dalam proses.

China dan UAE juga bekerja sama dalam membangun universitas kecerdasan buatan pertama di dunia di Abu Dhabi.

Li akan menyelesaikan tur dua negaranya ke Teluk pada Jumat. Dia memulai perjalanannya pada Selasa dari Riyadh, di mana dia mengatakan bahwa Arab Saudi adalah "prioritas" bagi diplomasi China di Timur Tengah. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement