Selasa 23 Jul 2024 03:08 WIB

Sri Mulyani Elu-elukan Simbara, Luhut Dianggap Jadi Jawaranya

Luhut dianggap yang paling ‘menyala’ saat permulaan Simbara dirilis pada 2022.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mendapatkan pujian dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati atas berjalannya Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (Simbara). Pasalnya, Luhut dianggap yang paling ‘menyala’ saat permulaan Simbara dirilis pada 2022 lalu.

Sri menyebut, Simbara kini diperluas ke komoditas lainnya, yang diyakini memberi kontribusi penerimaan negara yang cukup besar. Dia pun berterima kasih kepada seluruh pihak yang bersedia untuk bekerja sama, terutama kepada Menko Luhut.

Baca Juga

"Yang sangat berapi-api dan sangat bersemangat sejak awal waktu beliau mendapatkan briefing mengenai dibangunnya sistem informasi mineral dan batubara. Terima kasih Pak Luhut, luar biasa," ujar Sri dalam acara peluncuran Simbara untuk komoditas nikel dan timah yang turut dihadiri Luhut di Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2024).

Rasa bangga itu terungkap atas realisasi penerimaan negara yang cukup tinggi dari berjalannya Simbara. Sri menuturkan, pada 2022, realisasi penerimaan negara dari sistem mineral dan batubara mencapai Rp 183,5 triliun. Pada tahun itu, ia menyebut terjadi ‘komoditas bom’

Lalu pada 2023, penerimaan negara tercatat sebesar Rp 172,9 triliun. Padahal pada tahun tersebut pergerakan harga komoditas tengah turun.

"Ini pada saat harga komoditas sudah mulai turun dan ini 18 persen di atas target APBN, jadi ini adalah sesuatu yang sangat bagus. Terimakasih atas sinerginya yang menghasilkan upaya yang menjaga penerimaan negara yang sangat kunci," kata Sri.

Angka tersebut merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Belum lagi capaian dari pajaknya, royalti, ataupun pungutan lainnya. Sri begitu senang atas kinerja berbagai pihak dalam mengadopsi dan melaksanakan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 mengenai PNBP melalui implementasi Simbara tersebut.

Sri pun menyebut, kementerian atau lembaga lainnya selain Kemenko Marves, yakni diantaranya Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Kejaksaan Agung. Dia mengatakan, kolaborasi semua pihak tersebut merupakan ikhtiar membangun ekosistem bisnis yang lebih baik.

"Dengan demikian, saya ingin menyampaikan terima kasih Pak Luhut, jangan lelah-lelah terus untuk mengoordinasi Bapak-Ibu sekalian, dan termasuk kementerian, lembaga, maupun dari sisi aparat hukum yang telah bersama-sama memiliki komitmen untuk membangun Simbara yang diperluas pada hari ini untuk nikel dan timah," tutur Sri kembali menyebut Luhut pada akhir sambutannya.

Menko Marves Luhut dalam momen itu menyampaikan prediksinya mengenai penerimaan negara dari Simbara pada komoditas nikel dan timah. Menurut perhitungan dan analisis bisnis, Simbara komoditas nikel dan timah bakal berpotensi mengalirkan royalti sekitar Rp 5 triliun-Rp10 triliun pada penerimaan negara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement