Selasa 25 Jun 2024 12:38 WIB

AS, Korsel, Jepang Kutuk Kerja Sama Militer Moskow-Pyongyang

Korut balik kecam AS karena kirim kapal induk bertenaga nuklir ke Semenanjung Korea.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korut Kim Jong-un berfoto saat penandatanganan bilateral di kediaman kenegaraan Kumsusan, Pyongyang, Korea Utara pada Rabu (19/6/2024).
Foto: EPA-EFE/KRISTINA KORMILITSYNA
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korut Kim Jong-un berfoto saat penandatanganan bilateral di kediaman kenegaraan Kumsusan, Pyongyang, Korea Utara pada Rabu (19/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang pada Senin (24/6/2024), mengutuk peningkatan kerja sama militer antara Korea Utara (Korut) dan Rusia. Kerja sama itu diteken saat kunjungan Presiden Vladimir Putin bersama Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un di Pyongyang pada pekan lalu.

Dalam pernyataan bersama, ketiga negara tersebut mengatakan "transfer senjata yang terus berlanjut" antara Pyongyang dan Moskow "memperpanjang" penderitaan rakyat Ukraina, "melanggar" berbagai Resolusi Dewan Keamanan PBB, dan "mengancam stabilitas" di Asia Timur Laut dan Eropa.

Baca: Wakil KSAD Kunjungi Pabrikan Drone Turki Baykar di Istanbul

Reaksi tersebut muncul setelah kunjungan Presiden Putin ke Pyongyang, yang sekaligus menandatangani perjanjian dengan Pemimpin Kim untuk saling memberikan bantuan militer "tanpa penundaan". Syarat itu langsung berlaku jika salah satu negara diserang oleh negara ketiga.

Washington, Seoul, dan Tokyo menganggap, penandatanganan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif antara Moskow dan Pyongyang "harus menjadi perhatian serius bagi siapa pun yang berkepentingan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea."

Baca: Garuda Indonesia akan Terbangkan 7.000 Pasukan Perdamaian TNI

Ketiga sekutu tersebut mengatakan, mereka akan "lebih memperkuat kerja sama diplomatik dan keamanan untuk melawan ancaman" yang diduga ditimbulkan oleh Pyongyang terhadap keamanan regional dan global dan untuk mencegah eskalasi situasi. Namun, mereka menambahkan bahwa jalan menuju dialog "tetap terbuka," dan mendesak Pyongyang untuk "menghentikan provokasi lebih lanjut dan kembali ke perundingan."

Sementara itu, Korut pada Senin (24/6/2024) mengecam AS karena mengirim kapal induk bertenaga nuklir ke Semenanjung Korea dan memperingatkan "semua kemungkinan pencegahan." Dalam pernyataan singkatnya, Wakil Menteri Pertahanan Nasional Kim Kang Il mengecam keras "kekuatan musuh" atas "tindakan provokatif" mereka dan siap untuk menunjukkan semua kemungkinan pencegahan."

Baca: Media Korsel Laporkan Delegasi Jepang Bertemu Korut di Mongolia

Kapal Induk USS Theodore Roosevelt tiba di semenanjung tersebut menjelang latihan multidomain trilateral pertama antara AS, Jepang, dan Korsel, yang dijuluki Freedom Edge, yang akan diadakan akhir bulan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement