Senin 24 Jun 2024 08:56 WIB

Mahasiswa UI Gagas Inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Kreativitas mahasiswa UI ini bermanfaat untuk pasokan listrik masyarakat.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Erdy Nasrul
Petugas mengecek arus listrik pada panel Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Petugas mengecek arus listrik pada panel Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Tiga mahasiswa Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) menggagas pembangkit listrik tenaga mikro hidro. Inovasi ini dapat menjadi solusi alternatif bagi daerah dengan jaringan listrik yang tidak stabil atau terbatas.

Varuna: Electrifying Sustainable Communities with Clean Energy Through Smart-Nature Friendly Micro Hydro Power Plants membawa Amar Falah Riyanto, Farras Hafizh Al Farisi, dan Ivan Kusno meraih Juara 1 pada International Youthpreneur Competition, Ganesha Business Fest 2024.

Baca Juga

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan ribuan pulau, memiliki tantangan unik dalam hal penyediaan energi listrik yang andal dan merata.

Di banyak daerah pedesaan dan terpencil, jaringan listrik nasional sering kali tidak dapat menjangkau atau memberikan pasokan listrik yang stabil. Akibatnya, masyarakat di daerah tersebut bergantung pada pembangkit listrik tenaga diesel.

“Sebagaimana dirilis antaranews.com, saat ini tercatat ada 5.200 pengunaan tenaga listrik dan diesel di Indonesia," kata Farras dalam siaran pers UI pekan ini.

Ia mengatakan pembangkit listrik ini, meskipun efektif dalam menyediakan energi tapi biaya operasinya tinggi dan merupakan sumber emisi gas rumah kaca yang signifikan "Menjadikannya solusi yang tidak berkelanjutan baik dari segi ekonomi maupun lingkungan,” kata Farras.

Melalui inovasi ini, Farras dan rekan-rekannya menciptakan Varuna sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro. I“Varuna dapat menghasilkan listrik yang cukup untuk memenuhi kebutuhan komunitas di daerah pedesaan yang jaringan listriknya tidak stabil atau terbatas," katanya.

Ia menjelaskan ide ini muncul karena mayoritas pembangkit listrik tenaga diesel mahal dan merupakan penghasil emisi gas rumah kaca tertinggi setelah batu bara. Farras dan timnya memperkenalkan Varuna, pembangkit listrik tenaga mikro hidro yang dirancang untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Varuna mampu menghasilkan listrik yang cukup untuk memenuhi kebutuhan komunitas di daerah pedesaan dengan biaya modal dan operasional yang lebih rendah dibandingkan pembangkit listrik tenaga diesel.

Selain itu, Varuna dapat dioperasikan dengan cepat di berbagai daerah yang memiliki potensi aliran sungai, memberikan kemandirian energi melalui mikro-grid, dan menawarkan dampak lingkungan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya.

Dalam pengaplikasiannya, Varuna memanfaatkan aliran air sungai untuk menghasilkan listrik. Air sungai diarahkan melalui saluran dengan protective mesh yang berfungsi mencegah hewan akuatik dan kotoran lain menuju turbin.

Energi potensial dan kinetik air kemudian dikonversi menjadi energi mekanik dengan turbin Kaplan yang memutar generator untuk menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin, air pada akhirnya akan dikembalikan ke aliran sungai melalui saluran khusus untuk mencegah sedimentasi.

Selain itu, Varuna juga dilengkapi pintu air otomatis untuk mencegah luapan air pada saat musim penghujan. Atas inovasi ini Farras dan teman-temannya memenangkan kompetisi Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Potensi hidro di Indonesia sangat besar mengingat kondisi geografisnya yang kaya akan sungai dan aliran air. Pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua memiliki banyak sungai yang mengalir sepanjang tahun," kata Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU.

Sehingga Indonesia merupakan lokasi ideal untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro. Dengan memanfaatkan potensi ini, Varuna tidak hanya menyediakan solusi energi yang berkelanjutan tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca yang berbahaya dan biaya operasional yang tinggi dari pembangkit listrik tenaga diesel.

Apabila dapat dikembangkan dan direalisasikan, ke depannya diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas hidup di daerah-daerah terpencil melalui akses listrik yang lebih andal dan berkelanjutan.

Ini juga akan mendukung inisiatif pemerintah Indonesia untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Inovasi ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga mendukung upaya global dalam melawan perubahan iklim dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang. n Lintar Satria 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement