Ahad 16 Jun 2024 19:40 WIB

Apa dan Siapa Zionis?

Banyak orang Yahudi yang menentang keberadaan zionisme-politik dan Israel.

Para anggota Neturei Karta, gerakan Yahudi ortodoks. Mereka termasuk yang keras memprotes zionisme-politik, yang mewujud pada eksistensi Israel.
Foto: dok wiki
Para anggota Neturei Karta, gerakan Yahudi ortodoks. Mereka termasuk yang keras memprotes zionisme-politik, yang mewujud pada eksistensi Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Israel merupakan Zionis dalam wujud negara. Secara kebahasaan, zionis berarti mereka yang mendambakan “kembali ke Bukit Zion”, yakni sebuah kawasan geografis di Baitul Makdis (disebut pula Yerusalem), Palestina.

Kongres pertama Gerakan Zionis Internasional diselenggarakan di Basel, Swiss, pada 1897. Tokoh utamanya ialah seorang aktivis Yahudi dari Austro-Hongaria, Theodor Herzl. Dia dan para pendukungnya mendambakan negara bagi seluruh orang Yahudi, yang saat itu hidup terpencar-pencar di berbagai belahan dunia.

Baca Juga

Bagaimanapun, sebelum tahun 1897 zionisme sesungguhnya sudah ada, tetapi wujudnya masih sebuah “kepercayaan tradisional.” Dalam arti, orang-orang Yahudi mempercayai bahwa Tuhan telah berjanji kepada Nabi Musa untuk menganugerahkan Yerusalem kepada bangsa Yahudi. Karena itu, mereka meyakini, kota suci tersebut suatu saat akan menjadi miliknya untuk selama-lamanya.

Sejak kongres di Basel pada 1897 itu, mengemukalah apa yang disebut Zionisme politik. Ini tidak sama seperti yang diusung Yahudi tradisional atau “Yahudi asli.” Zionisme tradisional meyakini, kembalinya mereka ke Bukit Zion hanya terjadi ketika sang Raja Yahudi alias juru selamat (messiah) telah datang di antara mereka. Messiah ini akan memimpin mereka untuk mengambil alih Yerusalem.

photo
Theodor Herzl, pendiri Zionisme politik. - (nationalreview.com)

Sementara, zionisme politik yang diusung Herzl dan para pendukungnya memandang, pengambilalihan Bukit Zion (baca: Palestina) tidak perlu menunggu kedatangan sang juru selamat. Bagi mereka, kaum Yahudi harus aktif sendiri dan merebut “tanah yang dijanjikan” itu dengan cara apa pun. Perpecahan antara zionisme tradisional dan zionisme politik sebenarnya sudah tampak bahkan sebelum kongres di Swiss tersebut.

Faktanya, hampir seluruh pendiri Gerakan Zionis Internasional adalah keturunan Yahudi imigran dari Eropa, bukan Timur Tengah. Nyaris mereka semua pun adalah Yahudi Ashkenazi.

Baca di halaman selanjutnya...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement