REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Para ilmuwan memetakan area penting hiu dan pari di Indonesia untuk menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam tindakan konservasi dan pengelolaan pada masa depan. Manajer Konservasi Spesies dari Konservasi Indonesia Iqbal Herwata mengatakan dari 122 area penting hiu dan pari di regional Asia, sebanyak 35 persen atau 43 area berada di wilayah Indonesia.
"Area-area itu merupakan koridor dari pergerakan populasi hiu paus yang berasal dari Teluk Saleh dan Teluk Cenderawasih," kata Iqbal dalam keterangan di Sorong, Sabtu (8/6/2024).
Lembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN) meluncurkan upaya baru yang dinamai Important Shark and Roy Area (ISRA) atau area penting hiu dan pari.
Area penting hewan Chondrichthyes itu untuk mengidentifikasi habitat kritis bagi hiu dan pari. ISRA didefinisikan sebagai kawasan yang menjadi kunci siklus hidupnya dan memiliki potensi untuk dipetakan dan dikelola untuk konservasi.
Iqbal berharap pemetaan area penting tersebut dapat mengurangi informasi ancaman kepunahan spesies hiu dan dan pari.
"Langkah-langkah mendesak seperti pembatasan penangkapan ikan, kawasan perlindungan laut, dan penurunan angka kematian terkait penangkapan ikan diperlukan untuk mencegah kepunahan lebih lanjut dan menjamin keberlanjutan ekosistem laut," ujarnya.
Riset menemukan perairan Raja Ampat di Papua Barat Daya sebagai salah satu area penting untuk reproduksi, wilayah makan, koridor pergerakan, hingga agregasi spesies hiu, pari, dan Chimaera.
Wakil Direktur Program Kelautan Conservation International untuk wilayah Asia-Pasifik Mark Erdmann menyatakan kawasan Raja Ampat merupakan area penting hiu dan pari paling menarik di Indonesia dari puluhan kawasan penting lainnya.
Raja Ampat memiliki beberapa kawasan penting bagi spesies hiu dan pari, seperti tempat reproduksi, daerah mencari makan, koridor pergerakan, dan agregasi.
Menurut Mark, Raja Ampat adalah salah satu dari sedikit kawasan di Asia (3 dari 5 ISRA) dengan keanekaragaman jenis hiu dan pari yang tinggi sesuai kriteria ISRA.
Peneliti Pusat Riset Aseanografi BRIN Fahmi mengungkapkan deliniasi area penting hiu dan pari adalah langkah yang sangat maju untuk meningkatkan upaya area based management yang secara khusus menyasar habitat-habitat penting spesies hiu dan pari.
ISRA diharapkan dapat dipertimbangkan dalam mengoptimalkan peran kawasan konservasi yang sudah ada yang berfokus habitat penting spesies maupun dalam pencanangan pengembangan konservasi baru.
Lebih lanjut Fahmi memandang penetapan 43 daerah penting hiu dan pari di Indonesia masih belum mencukupi, karena baru mewakili sebagai kecil spesies hiu dan pari yang terancam punah di Indonesia.
Menurutnya, masih banyak jenis-jenis hiu dan pari Indonesia baik yang endemik maupun yang sangat terancam kepunahan, namun belum teridentifikasi dan terpetakan habitat penting tersebut.
"Perlu peran serta semua pihak untuk turut berkontribusi mempelajari dan mengidentifikasi habitat penting bagi jenis-jenis (hiu dan pari) melalui kajian-kajian dilakukan di seluruh wilayah perairan Indonesia," kata Fahmi.