Sabtu 01 Jun 2024 20:50 WIB

Cegah Kecurangan, Komisi Eropa Diminta Perketat Pemeriksaan Impor Biofuel

Industri biodiesel Uni Eropa telah menjadi subyek perselisihan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Biofuel (ilustrasi)
Biofuel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Perancis dan Jerman mendesak Uni Eropa untuk menerapkan pemeriksaan yang lebih ketat terhadap pemasok biofuel dari luar kawasan. Desakan ini muncul saat Komisi Eropa sedang menyelidiki tuduhan-tuduhan kecurangan impor biodiesel dari Asia.

Industri biodiesel Eropa mengeluhkan lonjakan impor dari Cina. Mereka menuduh biodiesel yang diimpor China ke Eropa terbuat dari minyak murni, bukan dari minyak daur ulang, sehingga harganya lebih murah dan tidak berkelanjutan.

Baca Juga

Dalam sebuah catatan yang disampaikan pada pertemuan menteri energi Uni Eropa pada Kamis, Perancis, Jerman dan Belanda mengatakan bahwa Komisi Eropa perlu memperketat pengawasan terhadap lokasi produksi biofuel dimanapun berada.

“Sertifikasi biofuel asing sebagai bahan bakar yang berkelanjutan harus ditolak jika akses ke lokasi produksi ditolak,” demikian menurut pernyataan tersebut seperti dilansir Reuters, Sabtu (1/6/2024).

Seorang diplomat Uni Eropa mengatakan, tidak ada yang keberatan terhadap usulan tersebut. Namun demikian, belum ada tindakan yang diambil, dan masalah itu akan diserahkan kepada Komisi Eropa untuk ditindaklanjuti.

Komisi Eropa saat ini sedang melakukan beberapa penyelidikan terhadap impor biofuel, termasuk penyelidikan terhadap biodiesel dari Indonesia yang diduga menghindari bea masuk Uni Eropa serta terhadap kemungkinan dumping biodiesel dengan harga murah dari Cina.

Biodiesel adalah salah satu bahan bakar alternatif yang dipromosikan untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) di sektor transportasi. Eropa telah mendorong penggunaan minyak daur ulang sebagai pengganti minyak nabati murni.

Beberapa produsen AS juga mengeluhkan lonjakan pengiriman minyak daur ulang dari Cina.

Industri biodiesel Uni Eropa, yang menurut Komisi Eropa bernilai 31 miliar euro per tahun, telah menjadi subyek perselisihan rutin dengan para mitra dagangnya, terutama mengenai penggunaan minyak kelapa sawit yang dianggap oleh Uni Eropa sebagai penyebab deforestasi.

Sumber:

https://www.reuters.com/sustainability/climate-energy/france-germany-urge-tougher-eu-checks-biofuel-imports-fraud-probe-2024-05-31/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement