Jumat 31 May 2024 20:30 WIB

Polemik Fenomena Penetrasi Salafi ke Masjid-Masjid dan Respons Muhammadiyah

Fenomena Salafi 'kuasai' masjid-masjid Muhammadiyah sempat jadi polemik di medsos.

Jamaah melaksanakan shalat tarawih di Masjid Raya Uswatun Hasanah, Jakarta Barat. Belakangan di media sosial muncul polemik masjid-masjid Muhammadiyah 'dikuasai' kelompok Salafi.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fuji EP, Muhyiddin, Rahmat Fajar

Fenomena penetrasi kelompok Salafi di masjid-masjid milik ormas Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) belakangan menjadi salah satu topik hangat yang diperbincangkan publik di media sosial. Isu ini muncul ke permukaan buntut 'serangan' oleh ustadz-ustadz Salafi terhadap Ustadz Adi Hidayat (UAH) yang pernah membahas kajian musik dalam Islam.

Baca Juga

Seiring dengan ramainya kalangan dari kelompok Salafi mengomentari ceramah UAH, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat, Prof Abdul Mu'ti mengirim pesan kepada jajaran jamaah Muhammadiyah agar bisa mengelola masjid sendiri agar tidak dikuasai kelompok lain.

Meski tidak disebutkan yang dimaksud kelompok lain itu siapa oleh Prof Mu'ti, pakar Sosiologi agama dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Abd Faiz Aziz menyebutkan bahwa baru-baru ini muncul kelompok keberagamaan yang sering disebut dengan Salafi masuk ke masjid-masjid NU dan Muhammadiyah dengan tujuan mengembalikan praktik keberagamaan yang benar menurut mereka dan sesuai dengan praktik keislaman zaman Nabi Muhammad SAW dan salafus shalih.

Menurut Faiz, kaum Salafi tersebut menyasar masjid-masjid NU dan Muhammadiyah, karena dua organisasi keislaman ini menjadi penguasa mazhab keberislaman di Indonesia. Kelompok Salafi ini memiliki semangat dakwah dan mencoba memberikan alternatif penjelasan dari keislaman yang dipraktikkan NU dan Muhammadiyah. Secara perlahan kelompok Salafi ini merebut ruang masjid, meski belakangan NU dan Muhammadiyah memiliki ragam reaksi atas munculnya kelompok Salafi. 

photo
Komik Si Calus Frasa Agama - (republika)

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement