Selasa 28 May 2024 17:39 WIB

Beda IDF dan Netanyahu Soal 'Pembantaian' Warga Palestina di Rafah, Siapa Berbohong?

Pemboman kamp pengungsian di Rafah oleh Israel menyulut kecaman dunia internasional.

Warga Palestina melihat kehancuran pasca serangan Israel yang menyebabkan para pengungsi tinggal di Rafah, Jalur Gaza, Senin, 27 Mei 2024. Petugas kesehatan Palestina mengatakan serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 35 orang di wilayah tersebut. Tentara Israel mengkonfirmasi serangan hari Minggu itu dan mengatakan serangan itu mengenai instalasi Hamas dan menewaskan dua militan senior Hamas.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, Tentara Israel (IDF) lewat pernyataan resminya menyatakan tengah melakukan evaluasi atas pemboman mereka ke Rafah yang kemudian ikut memakan korban jiwa puluhan warga sipil Palestina. Mereka berdalih operasi di Rafah pada Ahad (26/5/2024) adalah serangan presisi yang berhasil menewaskan dua tokoh senior Hamas.

Menurut Menteri kesehatan Gaza, serangan bom IDF menyulut api yang kemudian membakar tenda-tenda dan tempat penampungan sementara para pengungsi. Serangan terbaru IDF di kamp-kamp pengungsian di Rafah ini kemudian menyulut kemarahan dunia internasional. 

Baca Juga

 

 

Berbeda dengan pernyataan IDF yang menegaskan bahwa serangan mereka di Rafah telah direncanakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian menyebut serangan udara di kamp pengungsi itu sebagai 'kesalahan tragis'. Lewat pernyataannya, Netanyahu menyiratkan bahwa, pemboman Rafah pada Ahad bukan sesuatu yang direncanakan sebelumnya. Ia menambahkan penyelidikan terhadap kejadian tersebut sedang berlangsung.

"Di Rafah kami telah mengevakuasi sekitar satu juta warga sipil. Namun tragis di tengah upaya kami mencegah jatuhnya korban dari warga sipil, insiden terjadi kemarin. Kami secara menyeluruh menginvestigasi dan akan belajar dari insiden itu," ujar Netanyahu, dalam pernyataan resmi yang dirilis kantor PM Israel, Senin.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengutuk serangan Israel terhadap kamp pengungsi di kota Rafah, Gaza. “Saya mengutuk tindakan Israel yang menewaskan puluhan warga sipil tak berdosa yang hanya mencari perlindungan dari konflik mematikan ini,” kata Guterres pada akun media sosial X, Senin (27/5/2024).

Guterrez menambahkan bahwa sudah tidak ada tempat yang aman di Gaza, dan meminta diakhirinya kengerian tersebut. Lembaga PBB yang mengurusi pengungsi Palestina, UNRWA pun mengibaratkan kondisi Jalur Gaza pada Senin (27/5/2024) bak 'neraka di dunia' usai Israel membombardir kamp pengungsian di Rafah, selatan Gaza.

"Informasi yang datang dari Rafah tentang serangan Israel terhadap para warga yang mencari perlindungan sangat mengerikan," demikian pernyataan UNRWA. "Dilaporkan korban tewas termasuk dari kalangan anak-anak dan perempuan," lanjut pernyataan tersebut.

  

sumber : Antara, OANA, IRNA, Anadolu, Sputnik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement