REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melibatkan Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) dalam menjaga terumbu karang di kawasan konservasi. Berbagai kemampuan dasar pun diberikan termasuk metode pemantauan terumbu karang, pengenalan dan cara perawatan alat selam serta menambah keahlian dalam penyelaman.
“Masyarakat di dalam kawasan konservasi memiliki keterikatan dalam pemanfaatan kawasan konservasi baik penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pariwisata hingga penelitian dan pendidikan. Karenanya, kerjasama dengan kelompok masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi dan jenis ikan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan,” ujar Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Firdaus Agung dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (26/5/2024).
Menurut Firdaus, sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Nomor 71 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Konservasi 2024, KKP menargetkan penyerahan 20 paket bantuan pemerintah bidang konservasi kepada Kelompok KOMPAK beserta pendampingan pemanfaatan bantuan yang telah disalurkan untuk mendukung upaya kelompok dalam kegiatan konservasi.
Berkaitan dengan peran serta masyarakat, perwakilan Yayasan Reef Check Indonesia Derta Prabuning menjelaskan peningkatan kapasitas akan mendorong masyarakat lebih memahami ekosistem terumbu karang sehingga mampu berkontribusi dalam memberikan informasi kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT), pengelolaan kawasan, maupun informasi kepada Kementerian mengenai pemutihan karang.
“Kegiatan ini mendukung kita dalam merespon kejadian perubahan iklim dan pemanasan global sehingga sinergi antara pemerintah dan masyarakat dapat meningkatkan efektivitas dalam mengelola kawasan konservasi,” ucap Derta.
Senada dengan Derta, instruktur selam yang juga Representative Professional Scuba School John Edward Sijabat mengungkapkan sebagai orang Indonesia yang memiliki lautan yang luas dan pemandangan bawah air terbaik di dunia, menjadi penyelam adalah cara menikmati dan menjaga terumbu karang yang telah menyumbangkan kehidupan kepada manusia.
Sementara itu, Pavona Dive penerima bantuan KOMPAK dari Kabupaten Anambas Adip Setiawan mengaku senang mendapatkan pengetahuan tentang pemantauan terumbu karang yang berguna bagi kelompok dan wilayahnya.
“Selama kegiatan ini, saya mendapatkan kesempatan belajar tentang pemantauan cepat terumbu karang. Ini sangat membantu dan dapat saya aplikasikan di ekosistem terumbu karang Pulau Siantan, Kabupaten Anambas,” kata Adip.
Sejalan dengan kebijakan KKP yang ditegaskan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di berbagai forum global, konservasi di wilayah laut menjadi salah satu strategi andalan Indonesia dalam memulihkan kelautan dan ekosistem perairan. Melalui strategi ini diharapkan kesehatan dan produktivitas laut dapat terjaga untuk implementasi ekonomi biru di Indonesia.