Sabtu 25 May 2024 06:14 WIB

World Water Forum ke-10 Resmi Ditutup, Ini Deretan Hasilnya

World Water Forum ke-10 menghasilkan Deklarasi Menteri di tengah tantangan global.

Rep: Gumati Awaliyah/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kiri) usai upacara penutupan World Water Forum ke-10 2024 di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (24/5/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Media Center World Water Forum 20
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kiri) usai upacara penutupan World Water Forum ke-10 2024 di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (24/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono resmi menutup pelaksanaan World Water Forum ke-10 di Nusa Dua Bali pada Jumat (24/5/2024). Basuki melaporkan, seluruh agenda yang diusulkan Indonesia berhasil tercapai, bahkan jumlah partisipan melampaui harapan yang awalnya sekitar 46 ribu orang menjadi 64 ribu.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Deklarasi Menteri memasukkan Compendium of Concrete Deliverables and Actions atau Ringkasan Hasil-Hasil dan Tindakan, yang mencakup 113 proyek air dan sanitasi senilai 9,4 miliar dolar AS. Hal itu diikuti 33 negara dan 53 organisasi internasional sebagai pendukung, donor, serta penerima manfaat air dan sanitasi.

"Compendium yang diluncurkan pada pertemuan tingkat menteri harus diwujudkan agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Pekerjaan belum selesai dan masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. Berbagai komitmen yang dihasilkan harus ditindaklanjuti dengan langkah nyata, dan rasa memiliki yang kuat," kata Basuki dalam konferensi pers usai closing ceremony di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (24/5/2024).

Basuki juga menekankan pentingnya meningkatkan sinergitas antar pemangku kepentingan. Untuk tantangan air dan sanitasi juga perlu pendekatan yang holistik dan lintas sektoral. Dia pun mengajak setiap negara untuk berkontribusi sesuai kemampuan masing-masing.

"Dalam agenda air global, setiap negara harus menjadi bagian dari solusi melalui kolaborasi dan saling melengkapi, bukan melalui kompetisi," kata Basuki.

World Water Forum ke-10 menghasilkan Deklarasi Menteri, yang memberikan arah yang jelas di tengah tantangan global. Usul Indonesia soal Hari Danau Dunia juga dicantumkan, serta pembentukan Center of Excellence untuk ketahanan air dan iklim, pengarusutamaan pengelolaan sumber daya air terpadu di pulau-pulau kecil. Berbagai inisiatif lainnya, juga melengkapi agenda aksi di bidang air Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UN Water Action Agenda.

Forum yang digelar selama sepekan di Bali itu menjadi unik karena mempertemukan semua pemangku kepentingan yang terkait dengan agenda air mulai pemerintah, parlemen, organisasi internasional, LSM, hingga sektor swasta, dan pemuda. Tak lupa, Indonesia juga mendorong peran pemuda untuk berkontribusi dalam penelitian dan inovasi di sektor air dengan memberikan penghargaan 'Bali Youth Water Prize' dalam penyelenggaraan World Water Forum selanjutnya.

"Saya yakin penghargaan ini akan memberikan dorongan bagi generasi muda sebagai agen perubahan," kata Basuki yang juga menjabat sebagai Ketua Harian World Water Forum ke-10.

Presiden World Water Forum, Loic Fauchon juga menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Indonesia dan seluruh masyarakat Indonesia atas keramahan serta dukungan pada terselenggaranya Forum Air Dunia ke-10 dengan sukses.

World Water Forum ke-10 dibuka dengan ritual Melukat, dan ditutup dengan upacara Melasti, yang keduanya merupakan tradisi penyucian dengan air di Bali. World Water Forum di Bali dihadiri lima kepala negara, Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Fiji Wiliame Maivalili Katonivere, Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, Perdana Menteri Maroko Aziz Akhannouch, dan Perdana Menteri Tajikistan Qohir Rasulzoda.

Mantan Presiden Hungaria Janos Ader juga hadir sebagai utusan khusus. Sebanyak 51 Menteri hadir dan 57 pejabat tinggi, 27 organisasi internasional dengan total 135 pejabat tingkat menteri hadir. Selain itu sebanyak 200 anggota parlemen dari 49 negara turut hadir. Sebanyak 150 wakil pejabat lokal dan kawasan dari 23 negara, serta 847 wakil dari subregional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement