Selasa 21 May 2024 18:57 WIB

Pengamat Sebut Polemik UKT Mahal Momen Tepat Tata Ulang Sistem Pendidikan Nasional

Indra menyebut seluruh dana pendidikan bisa mencapai Rp 1.000 triliun.

Rep: Eva Rianti/ Red: Agus raharjo
Karikatur Opini Republika : Kuliah Murah (Mimpi)
Foto: Republika/Daan Yahya
Karikatur Opini Republika : Kuliah Murah (Mimpi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat menilai polemik uang kuliah tunggal (UKT) yang saat ini tengah memanas menjadi momen yang tepat untuk melakukan evaluasi terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Dia menilai memang keruwetan pendidikan di Indonesia mesti segera terurai, terutama mengenai biaya pendidikan yang mahal.

“Ini memang momentum yang tepat menata ulang kembali sistem pendidikan nasional. Kita kan punya pemimpin nasional yang baru, legislator yang baru, jadi menurut saya kalau memang ini dianggap penting ya harusnya kita tata ulang kembali,” tutur pengamat Pendidikan Indra Charismiadji saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (21/5/2024).

Baca Juga

Indra lantas menyinggung soal besaran anggaran pendidikan yang semestinya digelontorkan untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan seperti UKT. Diketahui, pos pendidikan mendapatkan alokasi anggaran 20 persen atau Rp 665,02 triliun dari total APBN 2024 sebanyak Rp 3.325 triliun.

Namun, anggaran itu rupanya tidak cukup untuk mengantisipasi masalah biaya UKT yang meroket di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN). Indra juga menekankan bahwa sebenarnya ada banyak anggaran yang digelontorkan untuk pendidikan di luar APBN. Sumber-sumber pendanaan itu turut menjadi sorotan baginya.

“Masalahnya enggak cuma Rp 665 triliun, itu kan baru APBN, belum APBD, belum dana masyarakat, sebetulnya kalau mau jujur anggaran pendidikan kita bisa Rp 1.000 triliun lebih tetapi kenapa bangsa ini enggak cerdas-cerdas juga, kenapa IQ kita cuma 78,49, kenapa kita bisa jeblok terus. Berarti ini bukan cuma masalah anggaran, tapi salah kelola,” tegasnya.

Lebih lanjut, berkaca dari klaim salah kelola itu, Indra menilai polemik UKT tinggi mesti menjadi fokus pemerintahan baru, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. “Sekarang menjadi penting buat timnya Pak Prabowo, tim transisi untuk memasukkan agenda ini (polemik UKT),” kata dia.

Indra mengatakan, menurutnya jika UKT menjadi fokus pemerintah Prabowo dan adanya solusi atas polemik yang terjadi, hal itu bisa menjadi pencapaian tersendiri dari aspek pendidikan bagi awal pengabdian Prabowo sebagai RI 1 nantinya.

“Karena ini juga keberhasilan pendidikan akan menjadi kesuksesan juga dari pemerintahan Pak Prabowo,” ujar dia.

photo
Kampus PTN BH dan mahalnya biaya kuliah. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement