Jumat 17 May 2024 04:50 WIB

Plt Kepala Perpusnas: Konsep Literasi Jangan Dibikin Rumit!

Plt Kepala Perpusnas ingatkan penataan ulang konsep dan praktik literasi

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Plt Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E Aminudin Aziz di Gedung Perpusnas.
Foto: Ronggo Astungkoro/Republika
Plt Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E Aminudin Aziz di Gedung Perpusnas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) E Aminudin Aziz menyatakan, pemahaman mengenai literasi jangan diracuni dengan konsep yang rumit. Dengan pemahaman yang lebih mudah dipahami, maka implementasinya akan lebih mudah pula.

"Pemahaman kita tentang literasi jangan diracuni dengan konsep yang njlimet. Literasi bisa didefinisikan kemampuan untuk mengelola informasi, baik itu tekstual maupun non-tekstual, diolah dan digunakan untuk meningkatkan kecakapan hidup kita,” jelas Aziz dalam keterangannya, Kamis (16/5/2024).

Hal itu dia sampaikan saat menutup Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2024. Pada kesempatan itu, dia menekankan mengenai penataan ulang konsep dan praktik literasi. Hal itu sesuai dengan tema yang diusung Rakornas Bidang Perpustakaan pada tahun ini.

Lebih lanjut dia mencontohkan, pengiriman pesan melalui aplikasi pesan singkat yang berisikan teks dan ikon berupa literasi non-tekstual. Maka ketika mendapatkan pesan seperti itu yakni teks dan non teks, maka kita memahami pesan itu. Itu adalah bentuk kemampuan menafsirkan teks dan non teks.

Menurutnya, konsep literasi jangan sulit agar implementasinya tidak sulit. Untuk praktiknya, dapat ditata ulang sesuai dengan praktik literasi di masyarakat. Hal ini sudah disampaikan para narasumber seperti pegiat literasi, kepala desa, perpustakaan kota/kabupaten, hingga perpustakaan provinsi yang berbagi suka duka, pengalaman, dan harapannya.

"Rakor kali ini berbeda karena kita mendengar praktik baik dari mereka,” tuturnya.

Kedua, dia menekankan pentingnya kolaborasi, kerja sama, dan gotong royong. Dia memaparkan, Perpusnas dapat melakukan kerja sama dengan sejumlah instansi seperti Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Desa dan PDTT, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk mendukung tugas utamanya.

“Saya mendengar paparan dari Bappenas bahwa pentingnya literasi dan menjadi bagian dari RPJMN. Literasi mendapat spesifik dalam RKP. Perpusnas juga semakin hari semakin meluas fungsinya, tapi jangan lupa pada tugas utama. Tugas utamanya adalah agar orang bisa membaca, menggali pengetahuan melalui perpustakaan,” urainya.

Dia menambahkan, surat edaran bersama antara Kementerian Desa PDTT dan Perpusnas ditandatangani yang berisikan pemanfaatan dana desa untuk operasionalisasi taman bacaan di desa.

Sementara dengan Kemendikbudristek, dia menuturkan, program sastra masuk kurikulum akan diluncurkan. Karya sastra klasik dan kontemporer akan menjadi bahan tambahan untuk para siswa mulai kelas 5 SD hingga SMA. Dinas perpustakaan daerah dapat memanfaatkan hal ini dengan menyediakan buku-buku sastra yang dibutuhkan para siswa

“Sehingga bisa diakses anak-anak kita. Kegiatannya, bagaimana kita memanfaatkan buku-buku ini, dikoordinasikan dengan dinas pendidikan dan sekolah. Ini semakin penting agar anak-anak kita bisa meningkatkan kecakapan hidupnya dengan karya sastra,” kata dia.

Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2024 diselenggarakan pada 14-15 Mei 2024 dengan tema “Menata Ulang Konsep Dan Praktik Pembangunan Literasi”. Rakornas mengangkat tiga isu utama yaitu Penguatan Budaya Baca dan Literasi, Pengarusutamaan Naskah Kuno Nusantara, serta Standardisasi dan Tenaga Perpustakaan.

Rakornas menghasilkan 24 rekomendasi yang didapat dari diskusi kelompok terpumpun (FGD) di mana setiap isu utama menghasilkan delapan rekomendasi. Plt. Kepala Perpusnas menuturkan, rekomendasi ini adalah harapan yang dibebankan kepada Perpusnas untuk selanjutnya diimplementasikan bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement