Selasa 07 May 2024 15:21 WIB

Sivitas Akademika Unisa Bandung Jadi ''Tuan Rumah'' Aksi Solidaritas Bela Palestina

Aksi solidaritas digelar serentak di seluruh kampus di bawah naungan Muhammadiyah.

Sivitas akademika Universitas Aisyiyah (Unisa) Bandung menjadi
Foto: Universitas Aisyiyah
Sivitas akademika Universitas Aisyiyah (Unisa) Bandung menjadi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sivitas akademika Universitas Aisyiyah (Unisa) Bandung menjadi "tuan rumah" penyelenggaraan Aksi Solidaritas Palestina bertema "Bela Palestina dan Kutuk Israel" di halaman Gedung Sate, Selasa (7/5/2024).

Aksi yang diadakan bersama sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) ini dihadiri oleh Dr Sitti Syabariyah, SKp, MS Biomed (Plt Rektor Unisa Bandung ), Prof Dr Ir Heri Suhardiyanto MSc IPU (Rektor UMB), serta para dekan, dosen, tendik, dan mahasiswa.

Baca Juga

Aksi yang diawali dengan pembacaan Kalam Ilahi dan menyanyikan lagu Indonesia Raya tersebut, diselingi dengan orasi dari sejumlah tokoh kampus, pembacaan puisi, dan teriakan yel-yel "Free Palestina" serta "Zionis Laknatullah". 

Di tengah ratusan massa yang mayoritas berjaket almamater Unisa Bandung dan UMB itu, tampak puluhan poster dan kain spanduk yang bertuliskan pembelaan terhadap bangsa Palestina dan mengutuk zionis.

Rektor Unisa Bandung, Sitti Syabariyah mengemukakan, acara ini merupakan realisasi dari instruksi Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah. "Aksi solidaritas ini diadakan secara serentak pada Selasa di seluruh kampus yang berada di bawah pengayoman Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah (PTMA).

Korlap Aksi, Fauzan Akmal Ghasani, mengemukakan, aksi ini diadakan secara mendadak dan melibatkan seluruh sivitas akademika di Unisa Bandung dan UMB.

Bela Palestina

Dalam pernyataan sikap yang dibacakan bersama oleh Sitti Syabariyah dan Herry Suhardiyanto disampaikan dasasila pernyataan sikap. Pernyataan sikap tersebut merupakan hasil rumusan forum rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah pada 7 Mei 2024.

Dikemukakannya, hampir satu abad konflik Israel-Palestina tidak kunjung berujung. Hal ini tidak lepas dari misi Zionis Israel untuk menguasai tanah Palestina. "Berbagai serangan, penindasan, pengusiran, dan pembunuhan dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina," kata Sitti

Dikatakannya, sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini, agresi dan serangan militer Israel terhadap warga Palestina merupakan serangan yang paling keji, biadab, dan brutal dalam sejarah konflik Israel dan Palestina. Korban terbunuh telah mencapai hampir 35 ribu orang dan terluka mencapai lebih dari 77.867 orang, yang sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

"Bahkan saat ini, sebagian besar jalur Gaza telah menjadi puing-puing. Pasokan makanan dan bantuan kemanusiaan ke Palestina diawasi dan dibatasi secara ketat oleh tentara Israel, sehingga kelaparan menjadi pemandangan yang sangat memilukan," ujar Sitti .

Ironisnya, tindakan yang dilakukan Israel terhadap Palestina justru mendapat pembiaran dan dukungan dari negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Menyikapi hal tersebut, ungkap Herry Suhardiyanto menyatakan, Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah menyatakan sikap tegasnya sebagai berikut:

1. Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia, yang tergabung dalam Forum Rektor PTMA mengutuk keras Israel atas agresi dan serangan militer yang sangat tidak proporsional, penangkapan massal terhadap warga sipil Palestina, perusakan berbagai fasilitas umum, utamanya fasilitas kesehatan, serta blokade bantuan kemanusiaan.

2. Mengapresiasi sebesar-besarnya dukungan mahasiswa, dosen, dan guru besar di seluruh dunia yang sudah berani menyuarakan hati nurani dan akal sehatnya menolak kejahatan genocide Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina.

3. Mengecam keras sikap Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negara- negara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel dalam agresi dan penyerangan terhadap Palestina.

4. Meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memaksa dan memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata Israel dan Palestina.

5. Mendukung Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengadili Benjamin Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genosida warga Palestina.

6. Mengecam Organisasi Kerja Sama Islam, Rabithah Alam Islami, dan negara- negara Arab yang bersikap lemah dan cenderung membiarkan Israel secara leluasa melakukan penyerangan dan pembunuhan hanya untuk kepentingan dalam negeri mereka sendiri.

7. Mengapresiasi atas konsistensi dan keberanian Menteri Luar Negeri RI dalam berbagai forum dunia untuk terus membela dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina, menolak kejahatan Israel, serta mengkritik keras kemunafikan Barat dalam kasus konflik Israel-Palestina.

8. Meminta kepada Pemerintah Indonesia, untuk tidak berpikir sedikit pun dan apalagi melakukan langkah-langkah politik untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara agresor dan pelaku genocide, Israel.

9. Atas nama hak asasi manusia dan amanat Konstitusi Republik Indonesia yang menegaskan bahwa segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, serta aspek historis relasi Palestina dan Indonesia melalui Prof. Kahar Muzakir (Muhammadiyah), kami meminta agar Pemerintah Indonesia memperkuat jalinan diplomasi dengan negara-negara lain untuk mewujudkan lahirnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

10. Mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memberikan perhatian serius terhadap perkembangan konflik Israel dan Palestina, dengan terus memberikan bantuan moral, material, dan spiritual terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement