Rabu 01 May 2024 23:10 WIB

ICMI: Saatnya Bersatu Kembali Usai Berbeda Pandangan Politik di Pemilu 2024

ICMI mengingatkan pentingnya persatuan untuk Indonesia.

Rep: Febriyan A / Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Profesor Arif Satria,  mengingatkan pentingnya persatuan untuk Indonesia
Foto: ICMI
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Profesor Arif Satria, mengingatkan pentingnya persatuan untuk Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Arif Satria berharap seluruh elemen masyarakat, terutama para tokoh bangsa, untuk kembali bersatu usai saling berbeda pandangan dalam gelaran Pemilu 2024. Menurut dia, momen pasca-Idul Fitri tepat bagi bangsa Indonesia untuk bersatu kembali.

"Kita ingin mengajak setiap komponen bangsa pasca-idul Fitri ini kembali bersatu, bersilaturahmi. Memang beberapa waktu lalu ada pandangan politik yang berbeda, ada perbedaan afiliasi politik, kini saatnya kita bergandengan tangan untuk menyukseskan bangsa kita menjadi bangsa besar," kata Arif kepada wartawan di sela acara halal bihalal ICMI yang digelar di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (1/4/2024) malam.

Baca Juga

Arif menuturkan, kemampuan bangsa Indonesia untuk bersatu adalah kunci untuk menghadapi era disrupsi atau banyak perubahan besar. Apabila tak bersatu, bangsa Indonesia akan kesulitan menghadapi banyak perubahan besar yang terjadi di dunia.

Dia menjelaskan, Indonesia sekarang menghadapi berbagai tantangan nyata. Di antaranya perubahan iklim, ancaman krisis pangan, krisis lingkungan, dan perubahan peta geopolitik dunia. 

Berbagai tantangan nyata itu, kata dia, hanya bisa dihadapi dengan persatuan. "Mau tidak mau kita ingin mengajak setiap komponen bangsa pasca Idul Fitri ini kembali bersatu bersilaturahmi," kata Arif yang juga merupakan Rektor IPB University itu.

Acara Halal Bihalal ICMI dihadiri anggota dan pengurus organisasi tersebut. Beberapa di antaranya adalah tokoh bangsa. Beberapa yang hadir adalah Ketua Dewan Penasihat ICMI Jimly Asshiddiqie, mantan Ketua MPR Amien Rais, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, dan sejumlah mantan menteri. 

Hanya saja Presiden Jokowi tak hadir. Sebab, Jokowi sedang melakukan kunjungan kerja ke daerah. "Bapak Presiden juga sedang ada acara di luar kota bersama para menteri, sehingga berhalangan hadir," kata Arif.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement