REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Modena Energy siap menjadi mitra bagi program pemerintah dalam mendorong penggunaan energi terbarukan dengan menyediakan solusi revolusioner dalam sektor penyedia energi. Perusahaan juga ingin berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia.
Modena Energy Vice President, Gian N Pratama menjelaskan, perseroan hadir sebagai bagian dari komitmen untuk keberlanjutan, yang menjadi salah satu pilar nilai perusahaan. "Kami percaya bahwa tanggung jawab untuk menjaga lingkungan adalah salah satu tujuan dari bisnis kami," ucap Gian dalam siaran pers di Jakarta, Senin (30/4/2024).
Selain itu, Modena Group telah dan terus mengambil inisiatif dalam mendukung keberlanjutan, termasuk mengurangi jejak karbon dan peningkatan efisiensi energi di seluruh operasi usaha. Menurut Gian, hadirnya Modena Energy juga melengkapi keseluruhan home ecosystem sebagai produk teknologi energi ramah lingkungan.
Menyikapi target besar pemerintah Indonesia untuk pemanfaatan energi surya sebesar 4.680 megawatt (MW) pada 2030, Gian menegaskan, Modena Energy berkomitmen untuk mendukung visi pemerintah dalam mendorong adopsi energi terbarukan. Melalui produk solar dan baterai, perusahaan asal Italia ini berusaha membentuk lanskap energi yang lebih berkelanjutan.
Tidak hanya fokus penggunaan rumah tangga, perusahaan juga menyediakan solusi kebutuhan komersial dengan solar pad system yang tersedia mulai 1.100 watt peak untuk residensial dan 300 kWp untuk komersial. "Kami yakin dapat menciptakan perubahan signifikan dalam menjaga lingkungan dan mendorong kemajuan menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi generasi mendatang," kata Gian.
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa menjelaskan, potensi energi surya di Indonesia menurut Kementerian ESDM mencapai 3.400 gigawatt (GW). Tetapi berdasarkan kajian Institute Essential Services Reform (IESR), potensinya bisa dua kali lebih besar dari angka itu.
"Energi surya dapat menjadi tulang punggung transisi energi di Indonesia karena teknologinya yang modular, dapat diaplikasikan di berbagai permukaan, pembangunannya cepat, dan harga listrik yang sangat kompetitif dan terus turun. Pemerintah harus mengoptimalkan potensi ini dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk memasang PLTS, khususnya PLTS atap," ujar Fabby.