REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puncak arus mudik di Jalur Nagreg, Kabupaten Bandung terjadi pada H-2 Lebaran 1445 Hijriah atau Senin (8/4/2024) malam. Tercatat kendaraan roda dua dan empat yang melintas mencapai 113.000 kendaraan yang melintasi Nagreg.
"Volume kendaraan di Jawa, terutama di Nagreg, puncak arus mudik terjadi di H-2 dengan 113.000 kendaraan yang melintas Nagreg," ucap Koordinator Humas PAM Lebaran Dishub Kabupaten Bandung Eric Alam Prabowo, Selasa (9/4/2024).
Dibandingkan H-3, ia mengatakan kendaraan yang melintas di Nagreg mengalami peningkatan 5 persen. Pada H-3 kendaraan yang melintas mencapai 108.000 kendaraan dan pada H-2 mencapai 113.000.
"Yang jelas memang volume lalu lintas dari pagi sampai dengan malam hari (H-2) memang terasa sudah meningkat di Nagreg ini," kata dia.
Pada H-1 Lebaran 1445 Hijriah, Selasa (9/4/2024) sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB, Eric melanjutkan arus lalu lintas mengalami kepadatan dan sempat terjadi kemacetan hingga 4 kilometer.
"Prediksi kami tadi dari pukul 00.00 WIB sampai dengan jam 03.00 sudah di angka 15.000 kendaraan yang melintas," ungkap dia.
Sebelumnya, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Barat mengungkapkan puncak arus mudik kendaraan yang melintas di Jawa Barat bakal berlangsung sejak h-4, h-3 dan h-2 Lebaran 1445 Hijriah. Tanggal tersebut mengacu kepada prediksi libur Lebaran 1445 Hijriah yang mulai sejak tanggal 8 April.
"Puncak mudik ini terjadi mulai h-4, h-3 dan h-2, kalau dihitung h-4 jatuh di hari Sabtu. Puncak mudik terjadi tanggal 6 Sabtu, tanggal 7 Ahad dan tanggal 8 Senin," ucap Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Kombes Pol Wibowo, Rabu (27/3/2024).
Namun begitu, ia mengatakan diperkirakan sejak Jumat tanggal 5 April sebagian pemudik sudah berangkat menuju kampung halaman. Sedangkan arus baik diprediksi terjadi Sabtu tanggal 13 April, Ahad tanggal 14 April dan Senin tanggal 15 April.
Wibowo melanjutkan arus balik kedua diperkirakan bakal berlangsung kembali pada tanggal 20 sampai 21 April. Arus balik kedua dapat terjadi disebabkan jadwal masuk sekolah yang diperkirakan berbeda-beda.