Senin 08 Apr 2024 16:40 WIB

Itera Berharap Hilal 1 Syawal Dapat Diamati Ketika Langit Cerah

Dari analisis tim, ketinggian bulan saat matahari tenggelam sudah lima derajat.

Mahasiswi memantau penampakan hilal untuk menentukan 1 Ramadhan tahun ini melalui alat teropong di Kampus ITERA Lampung,Selasa (15/5).
Foto: Ardiansyah/Antara
Mahasiswi memantau penampakan hilal untuk menentukan 1 Ramadhan tahun ini melalui alat teropong di Kampus ITERA Lampung,Selasa (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pusat Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) berharap hilal 1 Syawal 1445 Hijriyah dapat diamati ketika langit cerah pada Selasa (9/4/2024).

"Kami bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung akan menggelar pengamatan Hilal 1 Syawal 1445 Hijriyah, sebagai penanda Hari Raya Idul Fitri, pada Selasa (9/4/2034)," kata Kepala Pusat OAIL Dr.Moedji Raharto.

Baca Juga

Dia menjelaskan, dengan menggunakan titik lokasi OZT-ALTS, tim OAIL menghitung bahwa konjungsi toposentrik terjadi pada tanggal 09 April 2024 pada pukul 00.58 WIB. Pada saat matahari terbenam di Itera pada pukul 18.02 WIB, bulan akan berada di horizon barat dengan umur sabit bulan 17 jam 04 menit.

Dari perhitungan yang dilakukan oleh tim OAIL secara toposentrik, ketinggian bulan pada saat matahari tenggelam adalah +05°:51':23" dan azimut bulan sebesar +283°:25':17", dengan beda azimut +05°:38':32" dari lokasi matahari terbenam, dengan elongasi sebesar +08°:58':54".

Menurutnya, hilal kali ini berada di atas kriteria visibilitas hilal Neo MABIMS dengan ketinggian bulan 3 derajat, elongasi 6,4 derajat. "Semoga saat pengamatan langit cerah sehingga dapat mengabadikan citra hilal,” kata dia.

Ia juga mengatakan bahwa sama seperti pengamatan hilal sebelumnya, OAIL membuka pengamatan untuk umum dan akan melakukan streaming kondisi pengamatan melalui kanal YouTube OAIL: https://tinyurl.com/youtube-oail, dan juga laporan singkat melalui media sosial Instagram: @oail.itera.

"Bagi masyarakat umum yang ingin memantau kondisi pengamatan akan tetapi tidak dapat hadir, silahkan masuk melalui kedua platform tersebut" kata dia.

Dr. Moedji Raharto, menambahkan, OAIL Itera telah melaksanakan pengamatan hilal sejak tahun 2017.

"OAIL menjadi salah satu pusat pengamatan hilal di Indonesia dan selalu berkomitmen untuk tetap melayani permintaan masyarakat mengenai adanya pengamatan hilal di Itera," kata dia.

Dia pun mengungkapkan bahwa dalam pengamatan tersebut, tim OAIL akan menggunakan Teleskop Robotik OZT ALTS yaitu refraktor triplet apokromat dengan diameter 152 mm dengan panjang fokus 1200 mm dan detektor kamera CCD monokrom berkecepatan tinggi dengan filter inframerah, dan kamera CMOS berwarna.

Selain itu, kata dia, OAIL juga menyediakan tiga teleskop portabel Barride Optics A-102 (diameter 102 mm, fokus 900 mm) untuk digunakan oleh peserta kegiatan selama proses pengamatan hilal.

"Kemudian, untuk keperluan penelitian hilal, Sebagian tim OAIL juga melakukan pengamatan tertutup di rooftop Labtek OZT dengan menggunakan teleskop hilal portabel pengembangan dari OAIL Itera (OjanScope dan Utopia-Scope)," kata dia.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement