Rabu 20 Mar 2024 06:03 WIB

Israel Kini Gunakan Kelaparan Sebagai Senjata Membunuh Warga Palestina di Gaza

Menurut UNRWA bencana kelaparan parah akan segera terjadi di Gaza.

Seorang warga Palestina mendorong gerobak melewati puing-puing rumah yang hancur setelah operasi militer Israel di kota Khan Younis, Selatan Jalur Gaza.
Foto:

Pada Senin (18/3/2024), Inisiatif Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu, atau IPC, mengeluarkan laporan baru yang memperingatkan bahwa kelaparan kini 'sedang terjadi' di Gaza. Dalam laporan itu sebanyak 1,1 juta atau setengah populasi dari Gaza menghadapi tingkat kelaparan yang sangat parah.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa situasi di Gaza kini telah memburuk secara signifikan sejak penilaian terakhir pada Desember. Dan, jika Israel melanjutkan strategi mematikannya, jumlah orang yang mengalami kondisi tersebut akan meningkat dua kali lipat pada Juli.

 "Saya tidak bisa membayangkan kejadian yang bisa secepat ini," kata Alex De Waal, peneliti sekaligus penulis tentang kelaparan di seluruh dunia, dalam wawancaranya kepada Anadolu.

Selama bertahun-tahun, De Waal telah meneliti dan menulis tentang krisis pangan dan bencana kelaparan di seluruh dunia. Namun, kondisi yang diciptakan Israel saat ini di Jalur Gaza adalah sesuatu yang belum pernah ia temui sebelumnya.

Dalam 6 bulan terakhir, serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi dan kekurangan makanan, air, obat-obatan, serta kebutuhan hidup lainnya. Angka terbaru menunjukkan hampir 30 warga Palestina, termasuk anak-anak, meninggal dunia karena kekurangan gizi dan dehidrasi. 

Menurut De Waal, kelaparan massal biasanya merupakan "proses yang lambat" dan membutuhkan "waktu lama," terutama di wilayah di mana terdapat produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di Gaza, Israel telah menerapkan taktik kelaparan massal.

"Di (wilayah) yang sangat terkonsentrasi secara geografis... dan dengan cara yang sangat cepat, luar biasa cepatnya," De Waal menjelaskan.

Menurut data pada akhir November atau awal Desember, kurang dari satu persen anak-anak menderita gizi buruk akut yang parah. Hanya dalam kurun 2 bulan, lebih dari separuh populasi Gaza diturunkan ke status darurat atau lebih buruk lagi, dan, "sepengetahuan saya, hal ini belum pernah terjadi pada kecepatan seperti itu," kata De Waal.

 

 

sumber : Antara, WAFA, IRNA-OANA, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement