REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengantisipasi datangnya musim kemarau yang diprediksi akan lebih lama. Akibatnya, musim hujan yang terjadi akan lebih lama sehingga harus diantisipasi.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, terlambat datanya musim kemarau akan membuat musim hujan makin lama. Dengan makin lamanya musim hujan, diharapkan curah hujan yang turun tetap dalam batas normal.
"Terakhir sekitar posisi antara 14, 15, 16 curah hujan cukup tinggi 180 mm. Sedangkan drainase kita hanya menampung maksimum makro 150 mm, kalau mikro 100," kata dia, Senin (18/3/2024).
Heru mengatakan, potensi bencana banjir masih dapat diatasi ketika hujan yang terjadi di bawah jam dan curah hujannya di bawah 150 mm. Namun, bencana banjir dinilai pasti terjadi di wilayah tertentu ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi lebih dari lima jam.
Karena itu, ia menilai diperlukan banyak embung untuk mengatasi banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta. Selain itu, perlu adanya upaya pompanisasi ketika muncul banjir.
"Saat ini pompa mobile ada sekitar 580 dan semuanya aktif. Hanya ada 10 yang sedang perbaikan ringan," kata Heru.
Ia menilai, ratusan pompa itu telah disebar ke berbagai wilayah. Seperti contohnya, terdapat 5-6 pompa mobile di satu lokasi.