REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengeklaim, program hilirisasi atau pengolahan sumber daya alam (SDA) di dalam negeri sebenarnya sudah dimulai sejak Pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Program hilirisasi kini diketahui jadi kebijakan andalan dan sering dibanggakan oleh Presiden Jokowi.
Pernyataan itu AHY sampaikan dalam pidato politik terakhirnya jelang hari pencoblosan Pemilu 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2024). Topik hilirisasi muncul ketika AHY menjelaskan peningkatan ekspor sebagai salah satu dari empat strategi untuk menambah penghasilan negara dan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 6-7 persen.
AHY mengatakan, untuk meningkatkan nilai ekspor, pemerintahan selanjutnya harus fokus mengembangkan industri dalam negeri. Pengembangan bisa dilakukan dengan menambah nilai jual produk buatan industri dalam negeri. Salah satu caranya dengan mengolah SDA di dalam negeri atau hilirisasi.
"Program hilirisasi sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak tahun 2013, di era pemerintahan Presiden SBY, khususnya dalam sektor pertambangan," kata AHY dalam acara yang turut dihadiri SBY itu.
AHY menjelaskan, melalui kebijakan hilirisasi, pemerintah tidak lagi mengizinkan ekspor bahan mentah. Pemerintah mewajibkan industri pertambangan membangun smelter di dekat lokasi tambang dengan tidak merusak ekosistem dan melibatkan pekerja lokal.
"Langkah itu, kini diintensifkan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi," kata putra sulung SBY itu.
AHY mengatakan, pemerintahan selanjutnya harus melakukan hilirisasi di sektor-sektor yang punya dampak luas bagi rakyat. Utamanya di sektor agro-maritim untuk meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, pekebun dan nelayan.
Menurut AHY, strategi pertumbuhan ekonomi tersebut akan lebih mudah direalisasikan apabila pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran berhasil menjadi presiden-wakil presiden 2024-2029. Strategi itu akan lebih mudah dieksekusi apabila Partai Demokrat mendapatkan lebih banyak kursi di parlemen sehingga bisa mengawal Pemerintahan Prabowo-Gibran kelak.
“Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami meminta doa dukungan untuk Partai Demokrat dan Prabowo-Gibran untuk mewujudkan cita-cita kita,” kata AHY.