Rabu 31 Jan 2024 10:11 WIB

Peneliti Unair Manfaatkan Daun Srikaya untuk Terapi Kanker Serviks

Masih sedikit penelitian terkait manfaat daun srikaya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ani Nursalikah
Peneliti Universitas Airlangga (Unair) Arif Nur Muhammad Ansori mengembangkan inovasi terapi kanker serviks berbasis daun srikaya.
Foto: Humas Unair
Peneliti Universitas Airlangga (Unair) Arif Nur Muhammad Ansori mengembangkan inovasi terapi kanker serviks berbasis daun srikaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Peneliti Universitas Airlangga (Unair), Arif Nur Muhammad Ansori, mengembangkan inovasi terapi kanker serviks berbasis bahan herbal. Inovasi pengobatan kanker serviks yang Arif dan tim kembangkan tersebut menggunakan daun srikaya sebagai bahan utamanya.

Arif mengatakan inovasi yang dikembangkannya bersama tim merupakan inovasi yang menarik. Sebab, kata dia penelitian terkait ini masih sangat terbatas. Arif memastikan akan terus melanjutkan proses penelitiannya terhadap inovasi terapi kanker serviks tersebut.

Baca Juga

"Masih sedikit penelitian terkait soal inovasi ini. Apalagi yang menggunakan daun srikaya sebagai bahan utama. Pada jurnal ilmiah terindeks Scopus bahkan hanya ada sekitar 50 publikasi ilmiah mengenai manfaat daun srikaya sebagai terapi kanker serviks," kata Arif, Rabu (31/1/2024).

Arif mengatakan penelitian tersebut bahkan telah dipaparkan pada The 11th Takeda Science Foundation Symposium on PharmaScience. Simposium tersebut berlangsung di Knowledge Capital Congrès Convention Center, Osaka, Jepang pada 26 hingga 27 Januari 2024.

The 11th Takeda Science Foundation Symposium on PharmaScience merupakan simposium yang membahas kemajuan pencitraan molekuler. "Kemajuan ini menjadikan pencitraan molekuler untuk menggambarkan fenomena kehidupan dalam biologi, serta membantu menentukan diagnosis penyakit secara tepat," ujarnya.

Arif menjelaskan sejumlah negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Singapura, Perancis, Jerman, Italia, Filipina, Taiwan, India, China, Jepang, hingga Korea Selatan juga terlibat dalam simposium tersebut. Arif pun mengaku banyak belajar mengenai proses diagnostik dan terapi terkini dalam melawan kanker dalam simposium tersebut.

"Beberapa penelitian negara lain ada yang menggunakan hewan coba, ada yang sampai tahap uji klinis tingkat akhir, hingga menjadi produk unggulan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement