REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wali Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut), Bobby Nasution, menegaskan penutupan Medan Zoo atau Kebun Binatang Medan bukan berarti ganti pemilik dalam melestarikan satwa dilindungi ini.
"Terkait ketemu Pak Rahmat, jangan dibilang oh ini ganti pemain. Enggak. Kemarin ketemu Pak Rahmat itu sebagai ketua asosiasi ya," kata Bobby di Medan, Senin.
Menurut dia, Rahmat Shah sebagai Ketua Umum Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia tentu memberikan masukan yang terbaik bagi Kebun Binatang Medan, mengingat Medan Zoo sedang dalam kondisi yang memprihatinkan akibat masalah finansial, sehingga utang pakan satwa terus menumpuk dan pegawai belum digaji empat bulan terakhir.
Kondisi ini juga berdampak dua ekor Harimau Sumatera mati masing-masing bernama Erha pada 3 November 2023 dan Nurhaliza pada 31 Desember 2023, serta seekor Harimau Benggala bernama Avatar mati pada 3 Desember 2023.
"Sebagai asosiasi ada standar kalau zoo, seperti ini, dan segala macam sudah saya jelaskan. Saya juga sudah sampaikan kemarin upaya perbaikan Medan Zoo," katanya.
Wali kota juga menyarankan kepada awak media agar masalah penutupan Medan Zoo ditanyakan langsung kepada Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia.
Medan Zoo memiliki 76 kandang dengan 255 satwa yang terdiri atas 163 aves, 60 mamalia, dan 32 reptil, di lahan 10 hektare dari total seluas 30 hektare.
"Pak Rahmat saya rasa juga menyampaikan zoo-nya kita tutup, satwa akan kita selamatkan pasti, dan paling penting manajemennya harus diselamatkan," ucap Bobby.
Namun Wali Kota Medan masih merahasiakan kapan waktu efektif penutupan Medan Zoo yang merupakan salah satu kebun binatang tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1952.
"Iya, mau ditutup. (Waktunya) rahasia. Yang pasti Medan Zoo ini bukan kita bicara baru-baru, justeru sudah dilihat dari beberapa tahun lalu, mulai jadi wali kota di sini," tutur Bobby.