REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dadang Kurnia, Kamran Dikrama
Nama Agung Surya Dewanto mendadak ramai menjadi bahan pemberitaan setelah dijatuhi sanksi oleh Otoritas Amerika Serikat. Agung Surya Dewanto dijatuhi sanksi karena perusahaannya yang bernama Surabaya Hobby dituduh telah memasok 100 servomotor sebagai komponen produksi kendaraan udara nirawak (UAV) ke Pishgam Electronic Safeh Company (PESC) di Iran.
Pihak pemasaran dari Surabaya Hobby CV, Frea Febri mengakui, perusahaan tersebut memang didirikan Agung Surya Dewanto. Namun, kata dia, sudah lumayan lama Agung Surya Dewanto tidak lagi bergabung di perusahaan tersebut.
"Dulu awalnya memang yang buat ini Pak Agung, tapi sudah enggak. Ya sekitar itu (setahunan Agung tidak lagi di Surabaya Hobby)" kata Frea, Rabu (17/1/2024).
Frea mengaku tidak tahu sama sekali seputar pemberitaan pemberian sanksi oleh Otoritas Amerika Serikat terhadap Agung Surya Dewanto. Ia juga mengaku tidak merasakan dampak seperti penurunan penjualan terkait pemberitaan yang baru diketahuinya itu.
"Nggak tahu sama sekali (penjatuhan sanksi terhadap Agung). Enggak (ada dampak) sama sekali. Dari awalnya memang ini (Surabaya Hobby) terkenalnya di aeromodelling pesawat-pesawat kecil," ucapnya.
Saat ditanya apakah Surabaya Hobby pernah melakukan penjualan komponen ke luar negeri, Frea menegaskan, pihaknya tidak pernah melakukan penjualan ke luar negeri. Ia mengaku, sejak awal, Surabaya Hobby tidak melayani pembelian komponen dari luar negeri.
"Enggak pernah dan enggak bisa juga di sini nggak bisa kirim ke luar negeri. Meskipun online juga gak bisa ngirim ke luar negeri. Penjualannya di Indonesia aja," ujarnya.
Frea pun mengungkapkan sejumlah komponen yang dijual di Surabaya Hobby. Di antaranya sparepart untuk aeromodelling dan drone. Di sana juga menyediakan jasa servis untuk drone. "Sparepart, drone, servis juga," kata dia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
