Senin 15 Jan 2024 19:42 WIB

Perguruan Tinggi Muhammadiyah Digandeng Unilever Beri Perlindungan Perempuan

Pentingnya mengalokasikan dana zakat untuk korban kekerasan, khususnya perempuan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Erik Purnama Putra
Peserta pelatihan kekerasan seksual dan gender bertema Pekan Agama dan Perempuan.
Foto: Republika.co.id
Peserta pelatihan kekerasan seksual dan gender bertema Pekan Agama dan Perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan pada 2022, terjadi 339.782 kasus kekerasan berbasis gender (KBG). Bahkan, perempuan dengan disabilitas mengalami dampak yang lebih panjang dan berat lagi. Pun korban kekerasan, khususnya perempuan dan anak, seringkali tidak mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk bangkit.

PT Unilever Indonesia Tbk pun memperkuat sinergi kemitraan dengan Muhammadiyah melalui kerja sama jangka panjang dengan perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM). Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan digandeng dalam upaya perlindungan dan pemberdayaan perempuan Indonesia. 

Pusat Studi Islam, Perempuan, dan Pembangunan (PSIPP) ITB Ahmad Dahlan pun menyelenggarakan acara 'Pekan Agama dan Perempuan' beberapa waktu lalu. Seminar dan pelatihan tersebut berisi edukasi publik terkait isu kekerasan seksual dan pemberdayaan ekonomi perempuan, yang dilaksanakan di tujuh kota di Indonesia.

Rektor ITB Ahmad Dahlan, Yayat Sujatna menyampaikan, kegiatan tersebut menggarisbawahi pentingnya menggalang dan mengalokasikan dana zakat untuk para korban kekerasan, khususnya perempuan dan anak. Dia berharap, sinergi dengan korporasi memberi faedah dalam rangka ikhtiar memberdayakan perempuan.

"Harapan kami rangkaian kegiatan ini menambah semangat para perempuan penerima manfaat untuk bisa menjadi lebih berdaya," ucap Yayat dalam siaran pers di Jakarta, Senin (15/1/2024). Adapun tujuh kota tersebut adalah Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor, Depok, Semarang, Bandung, dan Surabaya.

Menurut Yayat, kegiatan itu melibatkan mitra PSIPP dari berbagai provinsi. Mengangkat isu terkait kekerasan seksual dan pemberdayaan ekonomi perempuan, sambung dia, seminar menyasar lebih 900 peserta yang berasal dari berbagai kalangan. "Mulai mahasiswi, dosen, guru, pelajar, hingga santri di lingkungan Muhammadiyah," kata Yayat.

Ketua Satuan Tugas Pencegahan & Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) ITB Ahmad Dahlan Jakarta, Adi Musharianto menilai, pelatihan seperti ini penting diikuti masyarakat luas untuk menjembatani kesenjangan pemahaman mengenai isu kekerasan seksual dan gender.

"Banyak yang mengira bahwa kekerasan seksual dan gender artinya sebatas persentuhan organ sensitif yang dilakukan secara paksa atau iseng. Padahal ternyata, definisi kekerasan seksual dan gender itu jauh lebih luas," kata Adi.

Head of Communication and Chair of Equity, Diversity, and Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia, Kristy Nelwan menerangkan, isu keadilan gender serta penghapusan diskriminasi dan stigma termasuk kekerasan seksual pada perempuan merupakan salah satu hal yang diperjuangkan perseroan ketika beroperasi di negeri ini.

"Kami perjuangkan melalui berbagai program dan kemitraan, termasuk dengan perguruan tinggi Muhammadiyah Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan. Kami yakin program-program seperti ini menjadi sebuah kontribusi penting bagi terwujudnya lingkungan yang adil dan inklusif di Indonesia, tak terkecuali bagi perempuan," ucap Kristy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement