Kamis 11 Jan 2024 13:27 WIB

MPR Ingatkan Jaga Optimisme di Tengah Kondisi Ekonomi Global

Ririe berharap pesta demokrasi tahun ini bisa dilakui dengan gembira.

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Ririe).
Foto: dok pribadi
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Ririe).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat (Ririe), mengingatkan optimisme tidak boleh surut di tengah kondisi ekonomi global yang tak menentu. Menurut dia, pemerintah dan masyarakat dapat bersama mewujudkan amanat konstitusi. Yaitu, keadilan dan kemakmuran yang mampu dinikmati masyarakat secara merata.

"Kesadaran bersama perlu dibangun bahwa setiap peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain yang berdampak pada dinamika ekonomi suatu negara," kata Ririe dalam keterangan, Rabu (10/1/2024).

Baca Juga

Menurut Ririe, transformasi lanskap geopolitik dengan sejumlah krisis yang menyertai mesti menjadi cermin penting dalam penataan maupun penentuan prospek ekonomi dalam negeri pada tahun ini. Catatan lain, saat ini kita berhadapan dengan perubahan iklim yang berdampak pada ketahanan pangan dalam negeri.

Berdasarkan kondisi itu, Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu menilai, 2024 merupakan tahun yang sangat menantang. Apalagi, ujar anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, tahun ini pesta demokrasi digelar dan harus dilalui dengan gembira sebagai bagian dari pendidikan politik suatu bangsa.

Juru Bicara Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Yustinus Prastowo, mengungkapkan sejumlah indikator penerimaan negara cukup baik. Menurut Yustinus, tata kelola keuangan yang kredibel menghasilkan keseimbangan primer yang positif. Dia mengatakan, proyeksi pertumbuhan PDB cukup bagus di angka 5,2 persen.

Menurut Yustinus, geliat sektor riil mulai terasa dengan mulai meningkatnya belanja bahan baku dan belanja modal. Strategi pemerintah dalam menghadapi tantangan di masa transisi tahun ini, ujar Yustinus, antara lain mengendalikan inflasi, menekan angka stunting dan terus berupaya mendorong peningkatan investasi.

Sedangkan dalam jangka menengah dan panjang, menurut dia, pemerintah akan berupaya mengatasi human capital gap, infrastruktur gap, dan institusional gap yang terjadi. Menurut Yustinus dengan sejumlah langkah itu pemerintah berharap Indonesia keluar dari potensi jebakan kelas menengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement