Senin 25 Dec 2023 10:29 WIB

Capres Anies Baswedan: Hilangkan Fenomena 'Ordal' dengan Transparansi

Dengan proses rekrutmen yang transparan, maka seluruh masyarakat menerima hasilnya.

Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan (tengah) dan Muhaimin Iskandar (kanan).
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan (tengah) dan Muhaimin Iskandar (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG  -- Calon presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menegaskan, cara untuk menghilangkan fenomena "orang dalam" (ordal) yang sudah sedemikian membudaya adalah dengan membuat transparansi dalam sistem rekrutmen.

"Sistem rekrutmen dibuat meritokrasi dengan proses yang transparan, yang bisa dilihat publik," kata Anies, saat Diskusi dan Kalibrasi Bersama Mahasiswa di GOR Jatidiri, Semarang, Ahad (24/12/2023).

Baca Juga

Menurut dia, salah satu cara ampuh untuk menjaga agar mereka yang berprestasi bisa mendapatkan kesempatan adalah dengan membuat proses seleksi secara transparan.

"Ketika proses dibuat transparan maka semua orang tahu. Saya beri contoh Jakarta ketika penerimaan siswa baru. Seluruh warga bisa lihat siapa yang dapat, dari mana, nilainya berapa? Semua lihat," katanya.

Dengan proses rekrutmen atau seleksi yang transparan, kata dia, maka seluruh masyarakat akan menerima hasilnya.

"Ketika hasilnya keluar enggak diprotes. Tapi, ketika begitu di situ nyelip anak yang enggak seharusnya masuk (namun lolos) maka akan ramai (dipersoalkan)," katanya.

Dia menjelaskan, pengawasan paling efektif dalam proses seleksi yang sudah dibuat transparan dan meritokrasi adalah rakyat. "Yang mengawasi siapa? Seluruh rakyat. Sistem meritokrasi itu yang berprestasi dapat kesempatan dan promosi," kata Anies.

Sebelumnya, dalam rangkaian kegiatan di Jateng, Anies menghadiri acara Istighosah Kubro Masyayich dan Alumni Pondok Pesantren Lirboyo Cabang ke-20 Semarang.

Kegiatan tersebut sekaligus deklarasi dukungan untuk pasangan Anies-Muhaimin (AMIN) di Kabupaten Semarang.

Pasangan Anies-Muhaimin diusung oleh Koalisi Perubahan yang diinisiasi tiga partai politik, yakni Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement