Ahad 17 Dec 2023 18:48 WIB

Maqam Hujjatul Islam, Al Ghazali Ath Thusi

Banyak karya Al Ghazali menjadi penenang hati banyak orang sejak seribu tahun lalu.

Ilustrasi santri mengaji kitab karya Al Ghazali.
Foto: Antara/Makna Zaezar
Ilustrasi santri mengaji kitab karya Al Ghazali.

Oleh : Tuan Guru Abu Hasan Mubarok*

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu ketika Syaikh abu Hasan Asy Syadzili ketika masuk ke Baitul maqdis, beliau melihat Rasulullah saw duduk di atas sesuatu dan sedang dikelilingi oleh para nabi dan rasul. Tiba-tiba Nabi Musa datang mendekati dan bertanya, "Apakah benar, ulama umat Anda adalah para nabi bagi bani Israil?" tanya Musa mengharap pembuktian. Lalu, Musa AS kembali bertanya, "Tolong tunjukan salah satu di antara mereka!" pinta Musa kepada Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW pun bertanya kepada Abu Hasan Asy Syadzili tentang posisi Imam Ghazali. "Di mana Imam Ghazali?" tanya Rasulullah SAW. 

Baca Juga

Setelah Imam Ghazali (w 505 H) hadir di depan Nabi Musa AS, Nabi Musa AS pun bertanya untuk menghilangkan rasa penasarannya. "Siapa Anda?" tanya Musa AS. 

Sebelum Imam Ghazali menjawab pertanyaan Musa AS, beliau meminta izin kepada Rasulullah SAW, "Akankah saya jawab pertanyaan kalimullah ini, wahai Rasulullah SAW." Sang Nabi pun akhirnya menjawab, "Ya, silakan."

Lalu, Imam Ghazali pun berkata, "Saya Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali Ath Thusi."

Mendengar jawaban sang imam, Musa AS pun kembali bertanya, "Anda ditanya nama, kenapa Anda sebutkan segala ayah, kakek, kota kelahiran segala?" tanya Musa AS keheranan.

Lalu, sang Imam pun akhirnya menjawab dengan menceritakan kembali apa yang telah dilakukan oleh Musa AS ketika menjawab pertanyaan Allah SWT kepadanya:

وَمَا تِلۡكَ بِیَمِینِكَ یَـٰمُوسَىٰ

"Apa itu di sebelah kanan tanganmu, wahai Musa?" (QS Toha 17).

Lalu Musa AS pun menjawab:

قَالَ هِیَ عَصَایَ أَتَوَكَّؤُا۟ عَلَیۡهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَىٰ غَنَمِی وَلي فِیهَا مَـَٔارِبُ أُخۡرَىٰ

"Musa berkata, ini adalah tongkatku, barang yang kujadikan pegangan, dan juga untuk merontokkan daun-daun (untuk makanan hewan) kambing gembalaanku, dan juga untuk keperluan lainnya" (Taha: 18).

Imam Al Mawardi (w 450 H) ketika menjelaskan ayat ini, beliau berkata bahwa ada tiga penjelasan, yaitu bahwa Nabi Musa AS menjadikan tongkatnya sebagai: 1) alat pengusir hewan buas, 2) untuk menghasilkan api dan mengeluarkan air, 3) untuk menerangi bila malam hari.

Setelah mendengar penjelasan dan jawaban Imam Ghazali, Musa AS pun menjadi paham mengapa kualitas ulama dari ummat Rasulullah SAW sama dengan kualitas nabi dan rasul dari kalangan bani Israil.

*Ketua Umum MUI Kabupaten Penajam Paser Utara

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement